NUNUKAN – Penurunan angka pengungkapan kasus narkotika di wilayah perbatasan Kabupaten Nunukan sepanjang 2025 bukan serta-merta menandakan melemahnya jaringan narkoba. Aparat kepolisian justru melihat situasi ini sebagai tanda pergeseran strategi dan jalur penyelundupan yang semakin sulit terdeteksi.
Hingga 29 Desember 2025, Polres Nunukan mencatat penangkapan 94 tersangka kasus narkotika. Dari jumlah tersebut, polisi menyita barang bukti berupa 15.556,8 gram sabu serta 114,69 mililiter narkotika jenis liquid. Mayoritas tersangka merupakan warga negara Indonesia.
Sebanyak 93 tersangka tercatat sebagai WNI, terdiri dari 85 laki-laki dan 8 perempuan. Sementara satu tersangka lainnya merupakan warga negara asing (WNA) berjenis kelamin laki-laki. Sepanjang 2025, tidak ditemukan keterlibatan perempuan WNA dalam kasus narkotika di wilayah ini.
Meski data menunjukkan tren penurunan, Polres Nunukan menegaskan wilayah perbatasan tetap menjadi incaran empuk jaringan narkoba internasional. Letak geografis Nunukan yang strategis, ditambah banyaknya jalur tidak resmi, masih menjadi tantangan serius bagi aparat penegak hukum.
“Nunukan masih rawan. Yang berubah bukan ancamannya, tetapi cara kerja jaringan narkoba,” katanya, Selasa (30/12/2025).
Kasi Humas Polres Nunukan, Ipda Sunarwan, menjelaskan jaringan narkoba kini semakin adaptif. Modus penyelundupan terus diperbarui untuk menghindari pengawasan aparat, terutama di kawasan perbatasan darat dan laut.
Sejumlah pola kerap terungkap, mulai dari pemanfaatan jalur laut tidak resmi menggunakan speedboat kecil, hingga penyelundupan melalui jalur tikus di perairan Sebatik, Sungai Nyamuk, dan pesisir terpencil. Narkotika juga disamarkan dalam barang kebutuhan sehari-hari seperti makanan, minuman, kosmetik, serta dikemas dalam plastik yang diselipkan di tas penumpang.
Selain itu, penyimpanan sabu di tubuh pelaku—dililitkan di pinggang, disembunyikan di alas kaki, bahkan dimasukkan ke pakaian dalam—masih menjadi modus favorit. Jaringan juga memanfaatkan kurir bayaran dan jasa titipan dengan sistem transaksi terputus, sehingga kurir tidak mengetahui penerima barang. Jalur pekerja migran, baik legal maupun non-prosedural, turut disalahgunakan sebagai kedok keluar-masuk perbatasan.
“Pelaku memanfaatkan banyaknya jalur tidak resmi. Karena itu, pengawasan darat dan laut terus kami perketat,” tegasnya.
Jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, tren pengungkapan memang fluktuatif. Pada 2024, Polres Nunukan mengungkap 107 kasus dengan barang bukti sekitar 120 kilogram sabu serta 747 butir ekstasi. Sementara pada 2023, polisi mengamankan 88,7 kilogram sabu dari 104 kasus.
“Tahun 2024 meningkat dibanding 2023, tapi di 2025 turun lagi. Ini bukan karena jaringan melemah, melainkan karena pola mereka berubah,” ungkapnya.
Salah satu faktor utama penurunan pengungkapan di Nunukan adalah pergeseran jalur distribusi. Pelabuhan yang sebelumnya menjadi titik rawan kini mulai ditinggalkan jaringan narkoba.
“Pelabuhan sekarang makin ketat. Ada X-ray, ada penambahan personel. Hampir tidak lagi digunakan. Mereka cari jalan lain,” jelasnya.
Ipda Sunarwan mencontohkan, pada 2025 ditemukan kasus narkotika yang masuk melalui jalur darat dari Malinau, bukan lagi lewat pelabuhan. Fenomena ini menunjukkan jaringan narkoba aktif melakukan manuver untuk menghindari pengawasan aparat.
“Di Nunukan penangkapan menurun, tapi di wilayah lain seperti Malinau justru meningkat. Polanya berpindah, dan ini sedang kami dalami,” ujarnya.
Tak hanya jalur, sumber pasokan narkoba juga ikut berubah. Sejumlah daerah di Kalimantan yang sebelumnya tidak terpantau kini mulai dimanfaatkan sebagai titik suplai.
“Ada daerah di Kalimantan yang dulu tidak pernah jadi sumber. Sekarang dimanfaatkan karena dianggap aman. Jaringan narkoba terus beradaptasi,” terangnya.
Meski menghadapi dinamika baru, Polres Nunukan menegaskan komitmen memerangi narkoba tidak akan kendur. Sinergi dengan TNI, Bea Cukai, Imigrasi, serta dukungan masyarakat terus diperkuat sebagai benteng utama melawan peredaran narkoba di wilayah perbatasan.
“Sekecil apa pun informasi dari masyarakat sangat berarti untuk memutus mata rantai peredaran narkoba,” pungkasnya. []
Admin03
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan