Pontianak Rawan Kasus Asusila

PONTIANAK – Kasus dugaan kekerasan seksual terhadap anak di bawah umur kembali mencoreng dunia pendidikan di Kota Pontianak. Seorang oknum guru ekstrakurikuler bela diri diduga telah melakukan tindakan asusila terhadap sejumlah siswa yang menjadi muridnya. Perkara ini kini tengah dalam proses penanganan oleh Kepolisian Daerah Kalimantan Barat (Polda Kalbar).

Menanggapi kejadian tersebut, anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Pontianak, Yandi, menyuarakan keprihatinan mendalam dan menegaskan pentingnya keterlibatan orang tua dalam mengawasi pergaulan serta kegiatan anak-anak di luar jam sekolah. Ia meminta agar pengawasan dari keluarga tidak lagi dipandang sebelah mata dalam menghadapi tantangan zaman yang semakin kompleks.

“Orang tua perlu meningkatkan pengawasan terhadap anak-anak mereka,” kata Yandi dalam pernyataannya kepada Suara Kalbar pada Selasa (22/04/2025). Imbauan ini ia sampaikan menyusul kasus dugaan pencabulan yang melibatkan seorang pengajar kegiatan ekstrakurikuler.

Menurut Yandi, penanganan hukum atas kasus semacam ini harus dilakukan secara profesional dan transparan demi memberikan rasa keadilan bagi para korban. Ia menekankan bahwa kepercayaan masyarakat terhadap institusi pendidikan dan penegakan hukum harus tetap dijaga agar tidak tergerus oleh peristiwa-peristiwa menyakitkan seperti ini.

“Penting adanya penanganan hukum yang profesional dan transparan terhadap kasus tersebut, demi keadilan bagi korban dan masa depan anak-anak yang terdampak,” ujarnya.

Lebih lanjut, Yandi juga mendorong agar lembaga pendidikan lebih selektif dalam merekrut tenaga pengajar, termasuk pembina kegiatan luar kelas. Menurutnya, latar belakang dan integritas setiap tenaga pengajar perlu ditelusuri dengan saksama agar tidak membahayakan perkembangan psikologis anak.

Ia juga meminta agar dinas terkait dan sekolah-sekolah lebih terbuka dalam menerima laporan dari orang tua maupun siswa terkait tindakan yang mengarah pada kekerasan atau pelecehan. “Kolaborasi antara sekolah, orang tua, dan aparat hukum mutlak diperlukan untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang aman dan sehat,” tambahnya.

Dengan munculnya kembali kasus kekerasan seksual terhadap anak, Yandi berharap semua pihak dapat bersikap lebih waspada dan tanggap terhadap segala bentuk penyimpangan, khususnya yang melibatkan anak-anak sebagai korban. Baginya, upaya melindungi generasi muda adalah tanggung jawab bersama yang tak bisa ditunda. []

Redaksi03

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com