BANJARBARU – Dalam upaya menghadapi tantangan meningkatnya volume sampah harian di Kota Banjarbaru yang mencapai 192 ton per hari, sejumlah sekolah mulai dilibatkan aktif dalam gerakan pengelolaan sampah berbasis edukasi. Salah satunya adalah SMPN 3 Banjarbaru, yang kini menjadi percontohan program Bank Sampah Maspitung (Markas Sampah Pilah Tabung Untung).
Program ini merupakan hasil kerja sama antara sekolah, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Banjarbaru, dan Bank Kalsel, sebagai bagian dari strategi untuk mengurangi jumlah timbunan sampah dan menanamkan kesadaran lingkungan sejak usia dini. “Setiap siswa memiliki rekening sendiri, dan hasil penjualan sampah yang mereka bawa dari rumah masuk ke rekening tersebut. Ini memotivasi anak untuk mengurangi sampah dan berkontribusi positif bagi lingkungan,” kata Erda Murniasih, Kepala SMPN 3 Banjarbaru.
Program tersebut disambut antusias oleh para siswa, salah satunya Muhammad Ibnu Sultan, pelajar kelas 7, yang menyebut program sudah berjalan selama seminggu terakhir. Inisiatif ini menjadi bagian dari target besar DLH Banjarbaru untuk menekan produksi sampah hingga 30 persen pada tahun 2025, atau setara dengan 57 ton per hari. Hal itu disampaikan oleh Pj Sekda Banjarbaru sekaligus Kepala DLH, Sirajoni, saat berkunjung ke sekolah tersebut pada Selasa (27/5/2025). “Dari total timbunan sampah, sekitar 60 persen merupakan sampah organik,” jelasnya.
Dengan jumlah penduduk Banjarbaru mencapai sekitar 280 ribu jiwa, rata-rata setiap orang menyumbang 0,7 kilogram sampah setiap hari. Kondisi ini memberi tekanan terhadap TPA Regional Banjar Bakula yang diperkirakan hanya mampu menampung sampah untuk waktu kurang dari tiga tahun lagi. “Untuk itu, kami mengimbau masyarakat, khususnya warga Banjarbaru, agar mulai memilah sampah dari rumah masing-masing. Jangan hanya asal buang, tapi kenali mana sampah yang bisa dipakai ulang dan mana yang tidak,” kata Sirajoni.
Ia juga menekankan pentingnya keterlibatan semua elemen masyarakat, termasuk dunia pendidikan, dalam pengelolaan sampah yang baik dan berkelanjutan. “Pengelolaan sampah yang baik bisa berdampak ekonomi. Oleh sebab itu, DLH bersama Kementerian Lingkungan Hidup berupaya keras mengurangi timbunan sampah, salah satunya melalui program Bank Sampah di sekolah-sekolah,” tambahnya.
Dengan keterlibatan pelajar dan dukungan orang tua serta institusi keuangan, diharapkan pola pikir masyarakat Banjarbaru terhadap sampah bisa berubah dari sekadar membuang menjadi mengelola dan memanfaatkan. [] Adm04