JAWA BARAT – Sebanyak 273 pelajar telah dipulangkan setelah mengikuti program pendidikan karakter Gapura Panca Waluya yang berlangsung selama 18 hari. Kegiatan ini merupakan bagian dari pendidikan wajib militer yang diselenggarakan di Dodik Bela Negara Rindam III Siliwangi. Para pelajar tersebut hadir dalam upacara peringatan Hari Kebangkitan Nasional ke-117 yang digelar Pemerintah Provinsi Jawa Barat di Gedung Sate, Kota Bandung, pada Selasa (20/5).
Dalam upacara tersebut, sejumlah pelajar turut berpartisipasi sebagai petugas upacara. Beberapa di antaranya ditunjuk menjadi pasukan pengibar bendera, sementara lainnya ambil bagian dalam defile bersama 11 pasukan elite dari unsur TNI dan Polri. Pelibatan pelajar dalam momen seremonial ini menjadi penegasan atas hasil pembinaan karakter yang telah mereka terima selama menjalani program tersebut.
Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menegaskan bahwa program ini tidak semata-mata ditujukan bagi pelajar bermasalah, melainkan bertujuan membangun karakter generasi muda. Lebih jauh, Dedi menyebut bahwa program ini dimaksudkan untuk menumbuhkan nasionalisme serta kecintaan terhadap bangsa dan negara.
“Jadi membangun hubungan negara dengan rakyat itu dengan rasa, bukan urusan administrasi kewilayahan. Banyak orang meragukan, akhirnya waktu yang menjawab,” ucap Dedi, sebagaimana disampaikan dalam siaran pers Humas Pemprov Jabar yang diterima oleh wartawan.
Dalam kesempatan tersebut, Dedi juga menyampaikan apresiasinya kepada seluruh pelajar peserta. Ia menilai mereka telah menunjukkan sikap tanggung jawab dan semangat untuk masa depan yang lebih baik.
“Saya yakin besok kalian semua ada yang jadi tentara, polisi, dokter, pilot, ASN atau pengusaha. Jadi petani, damkar atau apapun yang penting kalian menjadi orang-orang yang bermanfaat bagi diri dan lingkungan,” tutur Dedi, yang akrab disapa KDM.
“Kalian bukan anak nakal, tapi semua adalah anak hebat, anak Indonesia, anak Jawa Barat, dan anak masa depan,” tambahnya.
Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI), Seto Mulyadi, turut hadir dalam peringatan tersebut. Ia mengapresiasi Pemerintah Provinsi Jawa Barat atas pelaksanaan program pendidikan karakter Panca Waluya yang telah menghasilkan lulusan angkatan pertamanya. Sosok yang dikenal sebagai Kak Seto itu mengimbau agar evaluasi program dilakukan secara berkala dan melibatkan para ahli, termasuk psikolog, untuk memastikan kondisi psikologis anak tetap baik.
“Jadi dalam hal ini kami apresiasi dan tetap harus dievaluasi sampai akhir, beberapa akan kami ikuti, juga ada tim psikolog sehingga kalau nanti hasilnya positif jangan ragu-ragu dan gengsi untuk dijadikan gerakan nasional,” tuturnya.
Kak Seto juga mendorong pihak lain untuk tidak sungkan dalam meniru program tersebut jika terbukti berhasil, bahkan mendorong agar diterapkan secara nasional sebagai bentuk nyata penguatan karakter anak bangsa. []
Redaksi11