Program Bergizi, Hasilnya Sakit

MARTAPURA — Program Menu Makan Bergizi (MBG) yang semestinya menjamin kesehatan siswa justru menjadi sumber penyakit di Martapura, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan. Puluhan pelajar dari Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTs), dan SMA Assalam harus dilarikan ke IGD RSUD Ratu Zalecha Martapura akibat diduga keracunan dari menu MBG yang mereka santap.

Insiden yang terjadi sejak Kamis (09/10/2025) itu belum juga mereda. Hingga Jumat (10/10/2025) pagi, jumlah siswa yang datang ke rumah sakit terus bertambah. “Ada dua puluh lebih siswa datang ke IGD secara bergantian,” kata salah satu petugas medis di RSUD Ratu Zalecha.

Pantauan di lapangan menunjukkan siswa datang secara berkelompok, sebagian besar mengeluhkan gejala yang sama: mual, pusing, dan lemas setelah menyantap nasi kuning dan ayam suwir dari paket MBG. Ironisnya, program makan gratis ini justru menimbulkan keresahan di kalangan orang tua dan guru.

Salah satu korban, Nazwa, siswi kelas IX MTs Assalam, masih tampak pucat saat diantar gurunya, Jamilah, ke rumah sakit. “Di MTS kami ada sekitar 20-an lebih pak (yang mual-mual). Itu karena makan MBG kemarin, menunya nasi kuning dan ayam suwir,” ungkapnya.

Menurut Jamilah, pihak sekolah terpaksa menghentikan sementara distribusi menu MBG hingga ada kejelasan dari pihak terkait. “Hari ini tak ada MBG, sementara disetop,” katanya singkat.

Namun hingga kini, belum ada keterangan resmi dari dinas kesehatan maupun pihak penyelenggara program MBG. Publik pun mempertanyakan sejauh mana pengawasan terhadap kualitas makanan dalam program yang dibiayai oleh anggaran pemerintah tersebut.

Kejadian ini menambah daftar panjang kasus serupa di sejumlah daerah yang melaksanakan program makan gratis tanpa standar keamanan pangan yang ketat. Alih-alih menyehatkan, program tersebut malah menjadi ancaman bagi keselamatan anak-anak sekolah.

Pemerintah daerah diminta tidak sekadar menyalurkan makanan, tetapi memastikan mutu, kebersihan, dan pengawasan proses distribusinya. Kecerobohan seperti ini bukan hanya soal kelalaian teknis, tapi juga menyangkut tanggung jawab moral penyelenggara pendidikan dan pemerintah terhadap generasi muda. []

Admin03

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com