NUSANTARA – Geliat pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) yang berlangsung pesat di Kalimantan Timur tidak lepas dari dinamika sosial yang mengiringinya. Salah satu keresahan yang mencuat di tengah masyarakat Kecamatan Sepaku adalah meningkatnya praktik prostitusi daring yang mulai merebak di wilayah sekitar IKN.
Masyarakat menilai kehadiran prostitusi berbasis aplikasi ini kian meresahkan, terutama karena kemudahannya diakses oleh berbagai kalangan, termasuk remaja. Beberapa warga mengaku khawatir aktivitas tersebut akan berdampak buruk bagi generasi muda dan mengganggu ketertiban sosial di tengah semangat pembangunan kawasan ibu kota baru.
“Prostitusi online sekarang gampang sekali diakses, bahkan anak muda di bawah umur pun bisa membuka aplikasinya. Jelas ini sangat meresahkan ditambah lagi mereka itu tinggal di guest house atau di kos-kosan sekitar sini,” ujar Sutarman, tokoh masyarakat Desa Bukit Raya, Selasa (6/5).
Menurut pengakuan warga, sejumlah penginapan sementara dan rumah indekos di sekitar proyek IKN diduga digunakan sebagai lokasi praktik prostitusi terselubung. Pelaku disebut memanfaatkan aplikasi percakapan instan untuk menawarkan jasa secara diam-diam dengan tarif bervariasi. Interaksi dilakukan secara privat dan sulit dideteksi secara kasatmata.
Warga menyayangkan lemahnya pengawasan terhadap aplikasi digital yang digunakan dalam aktivitas ilegal ini. Mereka juga menyoroti belum adanya regulasi khusus yang bisa menekan fenomena tersebut di kawasan penyangga IKN.
“Kalau dibiarkan, ini bisa menghancurkan masa depan anak-anak kita. Pemerintah harusnya segera bertindak sebelum masalah ini menjadi bom waktu. Pemerintah harusnya sudah tahu ini bukan malah pura-pura nggak tahu,” ungkap Nurlaila, warga Semoi.
Masyarakat Sepaku menyerukan agar pemerintah daerah, tokoh agama, serta aparat penegak hukum membentuk forum diskusi guna membahas solusi jangka panjang. Mereka juga mendorong dilakukannya operasi siber rutin serta kampanye edukasi tentang bahaya prostitusi daring, khususnya di kalangan remaja.
“Kami berharap ada operasi siber secara rutin dan edukasi kepada generasi muda tentang bahaya prostitusi online dan dampaknya terhadap kesehatan mental maupun moral,” tambah Nurlaila.
Menurut warga, ironi terjadi ketika IKN yang digadang-gadang menjadi simbol peradaban Indonesia justru menghadapi tantangan serius dalam ketahanan sosial. Banyak pihak berharap pemerintah dan Otorita IKN tidak hanya fokus pada pembangunan fisik, tetapi juga memperhatikan dampak sosial di sekitarnya.
“Harapan kita tentunya mudah-mudahan Otorita dan pemerintah terkait tidak hanya fokus pada pembangunan saja tapi juga harus melek dampak sosial,” ujar Sudirman, warga lainnya.
Sementara itu, Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Kalimantan Timur menyatakan masih melakukan penyelidikan terhadap dugaan praktik prostitusi di sekitar IKN. Pernyataan ini disampaikan melalui Kasubdit Renakta AKBP Rizeth.
“Terkait dengan beredarnya informasi di media sosial tentang praktik prostitusi di sekitar wilayah IKN, sampai saat ini kami belum menerima laporan resmi dari masyarakat,” jelas AKBP Rizeth, Selasa (6/5).
Meski demikian, pihaknya menegaskan akan terus melakukan pemantauan dan berkoordinasi dengan Polres Penajam Paser Utara jika ditemukan indikasi kuat atas aktivitas tersebut. Polda Kaltim juga mengimbau masyarakat agar aktif melapor jika mengetahui aktivitas mencurigakan yang mengarah pada tindak pidana.
“Kami berharap partisipasi masyarakat untuk bersama menjaga keamanan dan ketertiban, khususnya di kawasan penyangga dan sekitar IKN,” pungkas Rizeth. []
Redaksi11