Proyek Drainase Dinilai Perparah Genangan Banjir Bontang

BONTANG – Hujan deras yang mengguyur Kota Bontang sejak Senin malam hingga Selasa (16/09/2025) sore menyebabkan banjir besar yang melumpuhkan aktivitas warga. Dari 15 kelurahan, sebanyak 10 wilayah terendam air dengan ketinggian bervariasi, sementara dua jalan utama kota, Jalan Ahmad Yani dan Jalan Imam Bonjol, tidak bisa dilalui.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bontang mencatat banjir melanda Kelurahan Kanaan, Gunung Telihan, Satimpo, Belimbing, Api-Api, Guntung, Gunung Elai, Tanjung Laut, Tanjung Laut Indah, dan Bontang Baru. Sebagian besar wilayah tersebut merupakan kawasan padat penduduk sehingga banjir cepat menimbulkan dampak luas.

Pantauan di lapangan memperlihatkan genangan air tidak hanya merendam rumah-rumah warga, tetapi juga menutup akses di jalan arteri utama. Sepeda motor banyak yang mogok saat mencoba menerobos banjir, sedangkan kendaraan kecil lain memilih berhenti. Hanya truk dan mobil besar yang dapat melintas di beberapa titik.

Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Bontang, Eko Mashudi, menjelaskan bahwa banjir kali ini merupakan gabungan dari hujan berintensitas tinggi dan limpahan air dari daerah hulu. “Potensi banjir bisa kembali terjadi karena kita sudah masuk musim penghujan. Air di hulu terus diguyur hujan deras,” ungkapnya.

Ia menambahkan, pekerjaan drainase yang masih berlangsung di sejumlah titik juga memperlambat aliran air, sehingga memicu luapan ke kawasan permukiman. Kondisi ini membuat risiko genangan semakin tinggi dan sulit surut dalam waktu singkat.

Sejumlah keluarga harus diungsikan karena rumah mereka tergenang cukup parah. Perahu karet BPBD dikerahkan di lokasi-lokasi rawan banjir, salah satunya di Perumahan Bontang Permai, yang menjadi salah satu titik terparah.

Seorang lansia pascaoperasi dan beberapa anak kecil turut dievakuasi agar mendapatkan tempat yang lebih aman. Aparat kepolisian juga turun tangan membantu mengevakuasi warga dan menjaga arus lalu lintas di jalan-jalan yang tergenang parah.

Sekretaris RT 07, Arif, menyebutkan sekitar 170 kepala keluarga (KK) atau lebih dari 450 jiwa terdampak banjir di lingkungannya. Ia menilai kondisi banjir kali ini berpotensi bertahan lebih lama dibandingkan biasanya.

“Biasanya butuh waktu delapan jam untuk air dari Kilometer 8 turun ke kota lalu mengalir ke laut Bontang Kuala. Kalau pas bersamaan dengan air laut pasang, surutnya bisa lebih lama lagi,” jelasnya.

Selain mengganggu mobilitas masyarakat, banjir juga mengakibatkan aktivitas ekonomi lumpuh di sejumlah kawasan. Pedagang pasar terpaksa menutup kios lebih awal, sementara warga yang bekerja di pusat kota banyak yang tertahan di rumah.

Beberapa sekolah pun terpaksa meliburkan kegiatan belajar mengajar karena akses menuju gedung sekolah tergenang. Situasi ini semakin menambah beban bagi orang tua yang harus memastikan keselamatan anak-anak mereka.

Selain itu, beberapa titik yang tengah dalam pengerjaan proyek drainase berubah menjadi jalur rawan. Material proyek terbawa arus, membuat aliran air tersumbat dan memperburuk genangan.

BPBD Bontang mengimbau masyarakat tetap waspada menghadapi musim penghujan yang diperkirakan berlangsung hingga awal tahun depan. Eko Mashudi menegaskan, kesiapsiagaan masyarakat penting agar tidak ada korban jiwa dalam peristiwa banjir susulan. “Selain menyiapkan perahu karet, kami terus berkoordinasi dengan aparat kelurahan dan relawan untuk melakukan pemantauan setiap saat,” katanya.

Pemerintah kota juga didesak mempercepat pengerjaan drainase agar dapat menampung debit air lebih baik. Selain itu, normalisasi sungai dan penguatan tanggul di beberapa titik dianggap mendesak dilakukan untuk mencegah banjir serupa.

Masyarakat berharap ada penanganan jangka panjang, bukan sekadar evakuasi saat banjir terjadi. Menurut warga, masalah banjir di Bontang bukan pertama kali terjadi, melainkan berulang setiap tahun dengan intensitas yang semakin besar.

“Kalau solusi hanya evakuasi, ya tiap musim hujan kami akan begini lagi. Harus ada langkah nyata dari pemerintah,” ujar salah seorang warga yang rumahnya terendam di Kelurahan Guntung.

Dengan kondisi saat ini, warga menilai penanganan banjir harus lebih serius. Mereka berharap koordinasi antarinstansi diperkuat, terutama terkait pengelolaan drainase dan mitigasi risiko saat musim hujan tiba. []

Admin03

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com