TARAKAN – Polemik pembangunan Kawasan Wisata Ratu Intan Pantai Amal kembali mengemuka dan memantik perbincangan publik. Proyek beranggaran miliaran rupiah itu dinilai sebagian masyarakat tidak berjalan sesuai harapan, bahkan disebut-sebut tidak sesuai prosedur. Di tengah riuh kritik tersebut, Wali Kota Tarakan, Khairul, akhirnya angkat bicara untuk menegaskan bahwa proses klarifikasi sebenarnya sudah berlangsung sejak lama.
Melalui pesan WhatsApp pada Jumat (14/11/2025), Khairul menyampaikan bahwa Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait dan pihak pemborong telah berkali-kali dipanggil oleh Polda Kalimantan Utara untuk memastikan semua proses berjalan sesuai aturan. “Sebenarnya ini sudah berkali-kali OPD dan pemborongnya dipanggil Polda, dan sudah dijawab semua yang dipertanyakan,” terangnya.
Menurut Khairul, jawaban terkait pembangunan kawasan tersebut juga telah disampaikan sebelumnya melalui media massa oleh sejumlah instansi teknis. Baik Disbudporapar Tarakan, Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR), hingga dirinya selaku kepala daerah menegaskan bahwa seluruh tahapan sudah dijelaskan ke publik.
“Dan sudah saya sampaikan juga kenapa belum diisi dan langkah-langkahnya. Kalau masalah bangunan sudah dijawab juga oleh PPK nya. Mereka sudah diperiksa oleh Polda Kaltara beberapa bulan lalu, karena dilaporkan oleh media, yang dibawa oleh Ketua Karang Taruna,” imbuhnya.
Sementara itu, Ketua Komisi III DPRD Kota Tarakan, Randy Rahmadhana Erdian, yang membidangi sektor ekonomi, pembangunan, dan kesejahteraan rakyat, mengaku belum dapat memberikan sikap resmi. Ia menyebut belum menerima laporan detail mengenai perkembangan proyek tersebut.
“Makanya aku belum monitor ini, terkait kelanjutan Ratu Intan itu, jadi belum bisa komentar aku Bro. Kami belum ada bahas Ratu Intan, kalau kita dengar harus konfirmasi dulu. Kita belum bisa komentar itu, kalau belum saya pelajari,” ujarnya saat dihubungi melalui sambungan telepon.
Di tengah munculnya kritik, kawasan wisata Ratu Intan Pantai Amal kini menjadi perbincangan hangat lantaran kondisinya masih sepi pengunjung meski anggaran yang digelontorkan untuk pembangunan mencapai miliaran rupiah. Minimnya aktivitas wisata membuat masyarakat mempertanyakan efektivitas dan arah pengembangan kawasan tersebut.
Hingga kini, publik masih menunggu langkah konkret pemerintah daerah dalam memastikan Ratu Intan tidak menjadi proyek mangkrak, melainkan destinasi wisata yang benar-benar mampu meningkatkan ekonomi lokal serta menghadirkan ruang rekreasi bagi warga Tarakan. []
Admin03
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan