JAKARTA – Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) menerima dua sanksi dari FIFA menyusul insiden diskriminasi yang dilakukan suporter dalam laga Timnas Indonesia melawan Bahrain pada 25 Maret 2025 di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK). Hukuman tersebut akan berdampak pada pertandingan kandang selanjutnya melawan China pada 5 Juni 2025, dengan pengurangan kapasitas penonton sebesar 15 persen.
Anggota Komite Eksekutif PSSI Arya Sinulingga mengonfirmasi bahwa FIFA telah mengirim surat resmi dengan referensi FDD 2338 terkait Pasal 18 tentang diskriminasi. “Kami sudah menerima surat dari FIFA yang menyatakan PSSI harus bertanggung jawab atas perilaku diskriminatif suporter saat laga melawan Bahrain,” ujar Arya, dikutip dari keterangan resmi, Minggu (11/05/2025).
Insiden terjadi pada menit ke-80 di sektor 19 tribun utara dan selatan SUGBK, di mana sekitar 200 suporter diduga meneriakkan slogan xenofobia. FIFA menilai hal tersebut melanggar prinsip kesetaraan dan anti-diskriminasi. Akibatnya, PSSI dihukum denda sebesar Rp400 juta dan wajib membatasi jumlah penonton di laga berikutnya.
“PSSI diperintahkan FIFA untuk memainkan pertandingan dengan penonton terbatas, menutup sekitar 15 persen kursi, terutama di tribun belakang gawang (utara dan selatan),” jelas Arya. Namun, FIFA memberikan opsi agar kursi yang dikosongkan dapat diisi oleh komunitas khusus seperti kelompok antidiskriminasi, pelajar, atau keluarga, asalkan membawa spanduk bertema toleransi.
Selain itu, PSSI wajib menyusun rencana tempat duduk secara rinci dan mengirimkannya 10 hari sebelum pertandingan. FIFA juga meminta PSSI membuat strategi komprehensif untuk mencegah terulangnya tindakan diskriminatif di sepak bola Indonesia.
“Ini pelajaran berat bagi kita. FIFA sangat menekankan prinsip kesetaraan, kemanusiaan, dan larangan ujaran kebencian, rasisme, atau xenofobia,” tambah Arya.
Sanksi ini berpotensi mengurangi dukungan suporter bagi Timnas Indonesia yang sedang berjuang di Grup C Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia. Saat ini, skuad Garuda berada di peringkat keempat dan membutuhkan kemenangan untuk mempertahankan peluang lolos ke babak berikutnya.
Pertandingan melawan China menjadi krusial, mengingat hasilnya akan sangat menentukan nasib Timnas Indonesia. Pembatasan penonton, terutama di sektor yang biasanya diisi suporter paling vokal, dikhawatirkan memengaruhi atmosfer pertandingan.
Sebelumnya, tribun utara dan selatan SUGBK kerap menjadi pusat dukungan bagi Timnas Indonesia dari kelompok suporter fanatik. Dengan adanya sanksi ini, PSSI dan seluruh pemangku kepentingan sepak bola nasional diharapkan dapat meningkatkan edukasi kepada suporter agar insiden serupa tidak terulang di masa depan. []
Redaksi11