Pulang Pisau Bangun Ekosistem Ekonomi Desa Berbasis Kolaborasi

PULANG PISAU – Pemerintah Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah, terus berupaya memperkuat fondasi ekonomi desa melalui kolaborasi antara Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dan Koperasi Desa (Kopdes) Merah Putih. Langkah ini ditempuh dengan melibatkan akademisi dari Universitas Palangka Raya (UPR) untuk mengkaji dan mendampingi pelaksanaan program di lapangan.

Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Pulang Pisau, Herman Wibowo, menjelaskan bahwa kajian ini difokuskan pada tujuh desa percontohan. Setiap desa didorong untuk memiliki pola pengelolaan ekonomi yang lebih terarah dan berkesinambungan.

“Kajian tersebut difokuskan pada pendampingan lembaga ekonomi desa di tujuh desa percontohan, agar memiliki pola pengelolaan ekonomi lebih baik,” ujar Herman di Pulang Pisau, Sabtu (13/09/2025).

Herman menegaskan, hasil dari kajian bersama UPR ini nantinya akan dipublikasikan secara terbuka sebagai model yang bisa direplikasi oleh desa lain di Pulang Pisau.

“Kami berharap percontohan di tujuh desa mampu memberi inspirasi luas kepada desa-desa lain,” tuturnya.

Melalui pendekatan ini, pemerintah daerah menargetkan terbentuknya ekosistem ekonomi desa yang kuat, dengan sinergi antara BUMDes, Kopdes, dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) lokal.

“Kajian ini bertujuan memastikan seluruh lembaga ekonomi desa saling melengkapi, dengan sinergi yang tepat, desa bisa lebih mandiri dan berdaya dalam pengembangan ekonomi masyarakat,” jelas Herman.

Dalam kerangka penguatan ekonomi desa, Herman menekankan peran BUMDes sebagai motor penggerak yang mampu menghasilkan pendapatan desa secara mandiri. Dengan mengoptimalkan aset dan potensi lokal, desa tidak hanya bergantung pada dana transfer dari pemerintah pusat maupun daerah. “Diharap BUMDes menjadi motor penggerak ekonomi desa dengan memanfaatkan potensi dan aset yang ada,” ungkapnya.

Sementara itu, Kopdes yang merupakan entitas baru diarahkan untuk memperkuat rantai pasok ekonomi desa. Kopdes berfungsi sebagai penghubung antar-unit usaha dan menjadi penyeimbang dalam distribusi hasil produksi masyarakat. “Hadirnya Kopdes bukan untuk melemahkan BUMDes, melainkan justru memperkuat dan memperluas cakupan ekonomi desa,” terang Herman.

Ia menambahkan, Kopdes diharapkan mampu menjadi penggerak tambahan yang menyehatkan perekonomian desa, sementara BUMDes tetap memegang peran sentral dalam mengelola aset desa agar manfaatnya benar-benar dirasakan oleh masyarakat setempat.

Pendekatan kolaboratif antara pemerintah daerah dan perguruan tinggi menjadi poin penting dalam upaya ini. Tim akademisi UPR tidak hanya melakukan kajian teoritis, tetapi juga memberikan pendampingan langsung kepada pengurus BUMDes dan Kopdes di desa percontohan.

Herman menyebutkan, pola pendampingan ini penting untuk memastikan tata kelola yang akuntabel, profesional, dan sesuai regulasi. Dengan begitu, lembaga ekonomi desa tidak sekadar menjadi formalitas, melainkan benar-benar berfungsi sebagai instrumen penggerak kesejahteraan masyarakat.

Pemerintah Kabupaten Pulang Pisau berharap inisiatif ini dapat membentuk desa-desa yang lebih mandiri dalam mengembangkan perekonomiannya. Kemandirian desa bukan hanya soal peningkatan pendapatan, tetapi juga penguatan kapasitas masyarakat dalam mengelola potensi lokal secara berkelanjutan.

Dengan pola yang dirancang bersama, desa diharapkan mampu berdiri tegak sebagai pusat pertumbuhan ekonomi baru di tingkat lokal. []

Admin03

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com