Puluhan Ribu Warga Kalteng Terdampak Banjir

PALANGKA RAYA – Curah hujan tinggi yang mengguyur wilayah Kalimantan Tengah dalam beberapa hari terakhir mengakibatkan banjir besar di tiga kabupaten. Akibatnya, puluhan ribu warga terdampak dan saat ini tengah ditangani oleh tim penanggulangan bencana dari pemerintah provinsi.

Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran (BPB-PK) Kalimantan Tengah per Sabtu (26/04/2025), tiga wilayah terdampak paling parah meliputi Kabupaten Barito Selatan, Barito Timur, dan Pulang Pisau.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPB-PK Kalteng, Alpius Patanan, menyampaikan bahwa ketinggian air tertinggi terjadi di Kabupaten Barito Selatan, yakni mencapai 275 cm. Banjir tersebut merendam enam kecamatan dan 65 desa atau kelurahan.

“Jumlah warga terdampak mencapai 94.642 jiwa dari 31.054 kepala keluarga. Fasilitas umum yang terendam sebanyak 1.322 unit, termasuk jalan, sekolah, dan rumah ibadah,” ungkap Alpius.

Upaya evakuasi, distribusi logistik, pembangunan posko darurat, dan pemantauan lapangan terus dilakukan. BPB-PK juga telah menetapkan status tanggap darurat di wilayah terdampak serta bekerja sama dengan pemerintah daerah dan instansi terkait.

Pelaksana Tugas Sekretaris Daerah Kalimantan Tengah, Leonard S. Ampung, menekankan pentingnya akurasi data sebagai dasar utama penanganan bencana. Ia juga menyoroti agar proses pendidikan tetap berjalan meskipun di tengah kondisi darurat.

“Seluruh data peserta didik yang terdampak di tiap jenjang pendidikan harus segera dihimpun. Pembelajaran alternatif juga wajib disiapkan agar anak-anak tetap dapat belajar,” kata Leonard.

Untuk mendukung pemulihan pasca-bencana, Leonard menyatakan bahwa bantuan akan disalurkan melalui pos anggaran Belanja Tak Terduga (BTT) dan akan dipastikan tepat sasaran, terutama bagi warga terdampak langsung.

Sementara itu, Plt. Kepala Dinas Pendidikan Kalimantan Tengah, Muhammad Reza Prabowo, mengungkapkan bahwa sektor pendidikan juga ikut terdampak. Hingga saat ini, 15 sekolah jenjang SMA dan SMK dilaporkan terdampak, sedangkan data untuk jenjang SD dan SMP masih dalam pendataan.

“Dari total 422 sekolah yang kami data, terdapat 15 sekolah yang terdampak, tersebar di Buntok, Kotawaringin Lama, Kapuas, dan Palangka Raya,” ujar Reza.

Sebagai langkah antisipatif, Dinas Pendidikan telah mengeluarkan surat edaran mengenai pelaksanaan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Selain itu, peralatan elektronik sekolah dievakuasi guna mencegah kerusakan lebih lanjut. Sekolah-sekolah juga menggunakan perahu karet dan kelotok yang tersedia untuk membantu proses evakuasi.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kalteng, Shalahuddin, menjelaskan bahwa banjir yang terjadi merupakan bencana musiman yang hampir selalu berulang setiap tahun. Meskipun sebagian wilayah sudah menunjukkan penurunan debit air, empat titik masih mengalami arus deras dan memerlukan alat berat untuk memperbaiki ruas jalan yang rusak.

Ia juga mengimbau agar kendaraan bertonase berat dibatasi aksesnya ke jalur terdampak untuk menghindari kemacetan dan mempercepat pemulihan infrastruktur.

Kepala Dinas Perhubungan Kalteng, Yulindra Dedy, menambahkan bahwa debit air di hilir Sungai Barito menurun lima sentimeter. Namun, di bagian hulu, terjadi peningkatan hingga 1,5 meter, yang berpotensi memicu banjir susulan.[]

Redaksi12

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com