MOSKOW – Ketika perhatian dunia tersedot pada eskalasi konflik antara Iran dan Israel, Presiden Rusia Vladimir Putin disebut memanfaatkan situasi tersebut untuk memperkuat posisinya di medan perang Ukraina. Dalam kondisi global yang tengah sibuk dengan krisis lain, Rusia dilaporkan terus melakukan manuver militer yang signifikan, terutama dengan merebut sejumlah wilayah baru di Ukraina bagian tengah dan menambah kekuatan militer di kawasan timur laut, khususnya di sekitar Sumy.
Laporan yang bersumber dari analisis kantor berita AFP, dengan merujuk pada data yang dikumpulkan oleh Institut Studi Perang (Institute for the Study of War/ISW), menunjukkan bahwa pasukan Rusia berhasil mencatat kemajuan teritorial paling besar sepanjang Juni 2025. Capaian tersebut disebut melebihi kemajuan yang diperoleh dalam beberapa bulan terakhir sejak November tahun lalu. Temuan ini memperlihatkan adanya pola peningkatan agresivitas dari sisi militer Rusia di tengah berkurangnya sorotan internasional terhadap konflik yang masih berlangsung di Ukraina.
Seiring dengan kemajuan di medan darat, Ukraina juga dilaporkan harus menghadapi serangan udara skala besar yang digambarkan sebagai salah satu serangan paling intens sejak awal invasi Rusia pada Februari 2022. Serangan udara ini menyasar infrastruktur penting dan kawasan pemukiman, memicu kerusakan serta korban di sejumlah kota utama.
Di sisi lain, ketegangan di wilayah Timur Tengah yang dipicu oleh konflik antara Iran dan Israel, dinilai mengalihkan perhatian serta sumber daya dari negara-negara Barat yang selama ini menjadi pendukung utama Ukraina. Situasi ini dimanfaatkan oleh Rusia untuk melanjutkan ofensifnya dengan tekanan militer yang lebih besar dan konsisten, terutama di wilayah strategis yang menjadi jalur logistik serta pertahanan penting bagi Ukraina.
Sementara Ukraina berjuang mempertahankan wilayahnya di tengah berkurangnya dukungan logistik dari sekutu-sekutunya, kekuatan Rusia di garis depan tampak semakin solid. Pengamat menilai bahwa strategi Rusia ini berpotensi mengubah peta konflik secara signifikan dalam beberapa bulan mendatang, apabila Ukraina tidak segera memperoleh dukungan yang lebih kuat dari komunitas internasional.[]
Admin05
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan