KOTAWARINGIN TIMUR – Bank Indonesia (BI) mencatatkan bahwa 98 persen pengguna transaksi QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) di Kalimantan Tengah saat ini didominasi oleh pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Tengah, Yuliansah Andrias, dalam pernyataannya pada Senin (24/02/2025). Ia juga memberikan apresiasi tinggi terhadap peran UMKM dalam mengadopsi teknologi transaksi ini.
QRIS, metode transaksi menggunakan kode QR, semakin populer di kalangan pelaku usaha dan masyarakat. Kepraktisan dan efisiensi yang ditawarkan oleh QRIS menjadi alasan utama banyaknya pelaku UMKM yang beralih menggunakan sistem pembayaran ini.
Pada Januari 2025, tercatat adanya penambahan 5.662 merchant yang menggunakan QRIS, dengan 98,61 persen di antaranya berasal dari UMKM. Kota Palangka Raya menjadi daerah dengan pengguna QRIS terbanyak di Kalimantan Tengah, dengan pangsa pasar mencapai 22,9 persen.
Yuliansah menambahkan, peningkatan jumlah merchant QRIS seiring dengan tingginya volume transaksi dan pertumbuhan pengguna baru. Bank Indonesia terus berupaya mendorong pemahaman dan literasi keuangan kepada pelaku UMKM, agar mereka semakin terampil dalam mengelola keuangan, termasuk dalam hal pembukaan sistem pembayaran melalui QRIS.
QRIS sendiri menawarkan berbagai kemudahan bagi pengguna, baik warga maupun pelaku usaha. Salah satu manfaat utama dari transaksi menggunakan QRIS adalah kemudahan bertransaksi tanpa perlu membawa uang tunai, sehingga lebih praktis dan higienis.
Selain itu, transaksi QRIS meminimalkan potensi penipuan, karena sistem pembayaran ini terintegrasi langsung dengan rekening bank, menjadikannya lebih aman dan mudah dipantau. Dengan menggunakan QRIS, transaksi pelaku usaha juga langsung tercatat dalam rekening mereka, memudahkan pencatatan keuangan dan meminimalisir risiko kebocoran data keuangan.
Menurut Yuliansah, penggunaan QRIS juga memberikan pembelajaran kepada pelaku UMKM mengenai pentingnya pengelolaan keuangan yang baik. Bank Indonesia bersama dengan berbagai pihak di industri perbankan dan pemerintah daerah berkomitmen untuk terus mengedukasi pelaku usaha agar mereka dapat mengelola keuangan dengan lebih efisien dan transparan.
Selain itu, BI juga melaporkan adanya peningkatan transaksi nontunai lainnya, seperti transfer, yang biasanya mengalami lonjakan signifikan menjelang hari-hari besar keagamaan.
“Transaksi nontunai memang cenderung meningkat saat mendekati hari besar, dan akan kembali normal setelahnya,” ujarnya.
Dengan semakin meningkatnya penggunaan QRIS di kalangan UMKM, Bank Indonesia optimistis bahwa penggunaan sistem pembayaran nontunai ini akan semakin berkembang, membantu meningkatkan inklusi keuangan di Kalimantan Tengah, dan mendukung pertumbuhan ekonomi daerah. []
Redaksi03