Rafah Memanas, Israel Tewaskan 3 Militan

RAFAH — Ketegangan kembali memuncak di selatan Jalur Gaza meskipun gencatan senjata masih berlangsung. Militer Israel mengumumkan bahwa tiga militan tewas dalam operasi pembongkaran terowongan bawah tanah di wilayah Rafah, area yang telah berada di bawah kendali pasukan Tel Aviv sejak awal bulan.

Peristiwa tersebut terjadi pada Rabu (12/11/2025) waktu setempat, namun baru dipublikasikan pada Kamis (13/11/2025). Operasi itu menambah daftar panjang insiden kekerasan yang terus muncul meskipun gencatan senjata antara Israel dan Hamas telah menghentikan sebagian besar serangan sejak 10 Oktober lalu.

Dalam pernyataannya yang dikutip AFP, militer Israel menegaskan bahwa konfrontasi terjadi ketika pasukan IDF tengah membongkar jaringan terowongan bawah tanah. “Pasukan IDF (Angkatan Bersenjata Israel) yang beroperasi di area Rafah untuk membongkar infrastruktur bawah tanah… mengidentifikasi empat teroris bersenjata di sisi timur garis kuning, yang berada dalam kendali operasional Israel,” kata militer tersebut.

Pernyataan itu dilanjutkan dengan laporan bahwa serangan balik dilakukan secara cepat. “Setelah identifikasi tersebut, IDF menyerang dan menghabisi tiga teroris bersenjata,” tambahnya. Militer Israel juga memastikan bahwa tidak ada korban dari pihaknya dalam insiden tersebut.

Kendati disebut sebagai masa gencatan senjata, suasana Gaza masih jauh dari kondusif. Kedua pihak saling menuduh melakukan pelanggaran sejak kesepakatan gencatan diteken. Di lapangan, rentetan kekerasan masih terus merenggut korban jiwa.

Menurut data Kementerian Kesehatan Gaza yang berada di bawah otoritas Hamas, sedikitnya 245 warga Palestina tewas akibat serangan Israel sejak gencatan berlaku. Sementara itu, Israel melaporkan tiga tentaranya juga tewas sepanjang periode yang sama.

Gencatan senjata yang dimediasi Amerika Serikat, Qatar, dan Mesir setidaknya telah membuka jalan bagi proses pemulangan sandera. Hingga kini, sebanyak 20 sandera hidup telah dibebaskan, sementara Hamas juga menyerahkan 24 jenazah sandera. Empat jenazah lainnya masih berada di Gaza dan belum dikembalikan.

Operasi militer terbaru Israel di Rafah menunjukkan bahwa situasi di Gaza masih mudah meledak kapan saja. Meski diplomasi terus diupayakan, dinamika di lapangan memperlihatkan bahwa langkah menuju perdamaian masih jauh dari kata selesai. []

Admin03

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com