KUTAI KARTANEGARA – Di tengah masih minimnya perhatian terhadap kesehatan masyarakat, terutama perempuan di daerah, Pemerintah Desa Rapak Lambur berinisiatif menggelar sosialisasi pencegahan kanker mulut dan kanker payudara, Rabu (01/10/2025). Upaya sederhana ini menjadi bentuk kepedulian lokal terhadap isu kesehatan yang kerap luput dari prioritas kebijakan publik.
Kegiatan yang digelar di balai desa tersebut dihadiri puluhan warga dari berbagai latar belakang, mulai dari ibu rumah tangga, pemuda, hingga tokoh masyarakat. Narasumber dari tenaga kesehatan Puskesmas setempat memberikan penjelasan mendetail mengenai faktor risiko, gejala awal, dan cara pencegahan kanker mulut serta payudara.
Kepala Desa Rapak Lambur, Muhammad Yusuf, dalam sambutannya menegaskan pentingnya peran masyarakat dalam mengenali gejala penyakit secara dini. “Kanker bisa menyerang siapa saja. Karena itu, pencegahan dan deteksi dini adalah kunci utama agar masyarakat bisa mendapatkan penanganan lebih cepat dan tepat,” ujarnya.
Meski sederhana, kegiatan ini menjadi pengingat bahwa isu kesehatan masyarakat tidak hanya tanggung jawab pusat, tetapi juga harus mendapat perhatian di tingkat desa. Sayangnya, kegiatan serupa masih jarang dilakukan secara berkesinambungan di banyak wilayah, padahal angka kasus kanker di Indonesia terus meningkat setiap tahun.
Sosialisasi tersebut tidak hanya berisi pemaparan materi, tetapi juga sesi tanya jawab interaktif. Warga, terutama kaum perempuan, aktif bertanya tentang cara pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) dan pola hidup sehat yang dapat menekan risiko kanker.
Panitia menegaskan, kegiatan ini tidak akan berhenti pada tahap sosialisasi semata. Program lanjutan berupa pemeriksaan kesehatan berkala akan digelar bekerja sama dengan tenaga medis. Dengan begitu, masyarakat dapat langsung mempraktikkan deteksi dini secara rutin.
Salah satu peserta, Siti, mengaku kegiatan ini membuka wawasannya. “Saya jadi tahu pentingnya periksa sejak dini, apalagi untuk kaum perempuan. Semoga kegiatan seperti ini rutin dilaksanakan,” katanya.
Langkah Pemerintah Desa Rapak Lambur menjadi contoh bahwa perubahan bisa dimulai dari tingkat paling bawah. Namun, tanpa dukungan serius dari pemerintah daerah dan lembaga kesehatan, upaya lokal seperti ini berisiko berhenti hanya sebagai kegiatan seremonial tanpa tindak lanjut yang nyata. []
Penulis : Anggi Triomi | Penyunting: Rasidah
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan