Jakarta – Ratusan pengungsi Suriah berkumpul di dua perbatasan Turki untuk menanti kepulangan mereka ke negaranya.
Video yang dibagikan di media sosial menunjukkan para pengungsi menunggu di gerbang perbatasan Cilvegozu dan Oncupinar pada Senin (9/12) sambil mengenakan selimut dan mantel.
Beberapa orang terlihat berkemah di dekat pembatas dan menghangatkan diri dengan api.
Seorang warga Suriah yang diwawancarai oleh media Turki mengaku “sangat senang” karena dapat kembali ke negaranya, usai pemerintahan Presiden Bashar Al Assad tumbang. Dia juga mengucapkan terima kasih kepada Turki yang telah menerimanya sebagai pengungsi.
“Begitu saya mendengar Assad pergi, saya bahagia. Saya meninggalkannya sekarang di tangan Tuhan,” ucapnya, seperti dikutip The New Arab.
Pihak berwenang Turki saat ini hanya mengizinkan warga Suriah dengan dokumen lengkap yang boleh melewati perbatasan.
Belum ada informasi mengenai berapa banyak warga Suriah yang telah kembali sejak jatuhnya rezim Al Assad.
Turki menjadi tempat suaka warga Suriah setelah perang saudara pecah di Damaskus pada 2011. Kendati begitu, Ankara dilanda masalah ekonomi dan opini publik terhadap para pengungsi memburuk sehingga warga Suriah sering mengalami masa-masa sulit.
Banyak politisi berjanji akan mendeportasi mereka jika berkuasa.
Selain di Turki, ratusan pengungsi Suriah di Lebanon juga telah mengantre di perbatasan untuk kembali pulang.
Penduduk Lebanon pada Minggu (8/12) tampak membagikan permen ucapan selamat kepada warga Suriah yang menanti pulang.
Rezim Presiden Bashar Al Assad tumbang usai kelompok milisi berhasil merebut ibu kota Damaskus pada Minggu (8/12). Al Assad lari ke Rusia meninggalkan negara itu dipegang oleh milisi.
Pada Selasa (10/12), Mohammed Al Bashir pun ditunjuk sebagai perdana menteri sementara pemerintah transisi. Ia akan mengemban tugas sebagai PM sampai 1 Maret 2025.[]
Redaksi10