NEW DELHI – Tim investigasi internasional mengandalkan rekaman suara kokpit atau cockpit voice recorder (CVR) untuk mengungkap detik-detik terakhir penerbangan Air India 171 yang jatuh di Ahmedabad, India. Dalam rekaman itu, terdengar percakapan antarpilot mengenai perpindahan saklar bahan bakar ke posisi cutoff sesaat setelah pesawat lepas landas.
Menurut laporan Reuters, Jumat (18/07/2025), salah satu pilot bertanya mengapa saklar bahan bakar dimatikan. Pilot lain menjawab bahwa ia tidak melakukan tindakan tersebut. Sumber yang memahami penilaian awal dari otoritas penerbangan Amerika Serikat menyebutkan bahwa kapten kemungkinan besar menjadi pihak yang memutus aliran bahan bakar ke mesin. Namun, tidak ada rekaman video yang tersedia untuk memastikan secara visual siapa yang memindahkan saklar.
Saklar bahan bakar untuk kedua mesin diketahui berpindah dari posisi “run” ke “cutoff” hanya satu detik setelah pesawat tinggal landas. Laporan awal menyatakan tidak ditemukan adanya gangguan teknis yang dapat menyebabkan perpindahan saklar secara otomatis.
Pesawat kehilangan daya pada ketinggian 650 kaki dan berupaya menghidupkan ulang mesin. Namun, kecepatan dan posisi saat itu tidak cukup untuk memulihkan penerbangan. Pesawat kemudian menabrak pepohonan, cerobong asap, dan akhirnya menghantam bangunan kampus kedokteran. Total korban tewas mencapai 260 orang, termasuk 19 warga di darat.
Rekaman dari kamera pengawas bandara menunjukkan ram air turbine—komponen darurat penyedia energi—keluar otomatis sesaat setelah pesawat kehilangan tenaga utama. Kepala Eksekutif Air India, Campbell Wilson, menyatakan tidak ditemukan indikasi kegagalan mesin atau pelanggaran pemeliharaan. Hal serupa juga disampaikan oleh Badan Penerbangan Federal Amerika Serikat (Federal Aviation Administration/FAA) dan Boeing yang menyatakan bahwa sistem penguncian saklar bahan bakar Boeing 787 masih berada dalam standar keamanan.
Nama Kapten Sumeet Sabharwal dan First Officer Clive Kunder tercantum dalam laporan awal, namun tidak disebut secara eksplisit sebagai pelaku perpindahan saklar. Dialog dalam CVR hanya menunjukkan bantahan dari salah satu pilot terhadap tuduhan melakukan tindakan tersebut.
Ketiadaan rekaman video di kokpit menjadi sorotan dalam proses investigasi. Sejumlah pakar keselamatan penerbangan menilai bahwa kamera kokpit seharusnya menjadi perangkat wajib untuk mendukung penyelidikan insiden serupa di masa mendatang.
Biro Investigasi Kecelakaan Pesawat India (Aircraft Accident Investigation Bureau/AAIB) meminta media dan publik tidak terburu-buru menyimpulkan hasil penyelidikan. Menurut pernyataan resmi AAIB, beberapa laporan media asing dinilai menggunakan informasi yang selektif dan belum terverifikasi. “Laporan awal tidak menyatakan pilot memindahkan fuel control switch. CVR juga tidak menunjukkan hal itu,” ujar Presiden Federasi Pilot India, Charanvir Singh Randhawa, dikutip dari ABC News, Jumat (18/07/2025).
Ketua Dewan Keselamatan Transportasi Nasional Amerika Serikat (National Transportation Safety Board/NTSB), Jennifer Homendy, menekankan pentingnya pembelajaran dari insiden semacam ini. “Keselamatan penerbangan internasional bergantung pada pembelajaran dari kejadian langka seperti ini… Jika tidak ada masalah keselamatan langsung, kita tetap perlu mengetahuinya,” kata Homendy dikutip dari Reuters, Rabu (17/07/2025).
AAIB memperkirakan laporan investigasi final akan dirilis dalam satu tahun sejak insiden terjadi, sesuai standar penyelidikan internasional.[]
Admin05
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan