Remaja Bersenjata Kuasai Jalan!

BANJARMASIN – Kota Seribu Sungai kembali gaduh. Bukan karena banjir atau macet, tapi ulah remaja yang menjadikan jalanan malam sebagai panggung ugal-ugalan. Mereka berkonvoi sambil menenteng senjata tajam, seolah tak takut hukum dan nyawa.

Padahal aksi semacam ini sudah berkali-kali ditertibkan polisi. Namun bukannya jera, kelompok remaja ini malah semakin nekat dan bangga mengunggah aksinya ke media sosial, seolah ingin pamer keberanian yang keliru.

Video yang diunggah akun Instagram @habarbjm pada Rabu (08/10/2025) memperlihatkan belasan remaja melintas di sejumlah ruas jalan Banjarmasin dengan sepeda motor. Ada yang berboncengan tiga, bahkan sebagian mengacungkan celurit, parang, dan tombak ke udara. Setelah puas berputar di jalan, mereka turun berjalan kaki, konon mencari “lawan.”

Aksi ini jelas bukan sekadar kenakalan remaja biasa. Ini bentuk kehilangan arah dan kegagalan pengawasan baik dari orang tua maupun aparat. Masyarakat pun semakin resah karena kehadiran geng motor bersenjata seperti ini bukan lagi insiden langka, tapi jadi tontonan rutin di media sosial.

“Kami imbau para orang tua agar lebih memperhatikan dan mengawasi anak-anaknya saat di luar rumah. Jika ada kegiatan mencurigakan atau potensi tindak pidana, segera laporkan kepada kami agar dapat segera ditindaklanjuti,” tegas Kanit Reskrim Polsek Banjarmasin Barat, Iptu Indra Permadi.

Namun imbauan saja tak cukup. Di lapangan, polisi kerap hanya bertindak setelah warga resah atau viral di media sosial. Padahal, persoalan geng remaja ini sudah lama jadi bara yang dibiarkan menyala.

Buktinya, hanya beberapa hari sebelum kejadian viral itu, empat anak di bawah umur juga diamankan Polsek Banjarmasin Barat, Minggu (05/10/2025) dini hari, di kawasan Jalan Yos Sudarso, Telaga Biru. Dari lokasi ditemukan alkohol 95 persen, lem fox, dan celurit panjang 120 cm. Tak satu pun dari mereka mengaku sebagai pemilik senjata.

Usai diamankan, anak-anak itu dibina dan orang tuanya dipanggil untuk menandatangani surat pernyataan agar tak mengulangi perbuatan tersebut. Tapi pertanyaannya: sampai kapan solusi berupa “pembinaan” dan “surat pernyataan” dijadikan obat untuk penyakit sosial yang sudah akut?

Fenomena geng remaja bersenjata di Banjarmasin bukan lagi sekadar urusan kriminalitas kecil. Ini alarm keras tentang rapuhnya kontrol sosial, lemahnya pendidikan karakter, dan longgarnya penegakan aturan. Saat aparat hanya bersikap reaktif dan orang tua sibuk dengan urusan masing-masing, jalanan berubah jadi arena adu nyali yang sewaktu-waktu bisa menelan korban jiwa. []

Admin03

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com