Ribuan Warga Singkawang Saksi Ritual Bersih Jalan yang Dihadiri 736 Tatung

PONTIANAK – Sebanyak 736 Tatung menggelar ritual bersih jalan di Vihara Tri Dharma Bumi Raya, Kota Singkawang, Kalimantan Barat, pada Senin (10/02/2025).

Ritual ini menjadi bagian penting dalam rangkaian perayaan Cap Go Meh 2025. Tujuan utama dari ritual ini adalah untuk membersihkan kota Singkawang dari berbagai penyakit dan roh jahat menjelang puncak perayaan Cap Go Meh yang akan dilaksanakan pada Rabu (12/02/2025).

Suryadi, salah seorang Tatung yang turut berpartisipasi, menjelaskan bahwa ritual bersih jalan ini merupakan tradisi yang sudah berlangsung turun-temurun.

“Hari ini adalah hari ke-14 Imlek dan sehari sebelum Cap Go Meh. Kami melaksanakan ritual ini untuk mengusir penyakit dan roh jahat di sekitar kita,” ujarnya.

Ritual bersih jalan tersebut diawali dengan arak-arakan para Tatung yang menyusuri jalan-jalan utama Kota Singkawang.

Dalam perjalanan, mereka singgah dari satu pekong (kelenteng) ke pekong lainnya untuk melafalkan mantra, yang dipercaya dapat mengusir roh jahat dan membawa keberkahan bagi kota.

Proses ini menjadi salah satu tradisi tak terpisahkan dari perayaan Cap Go Meh yang digelar setiap tahun di Singkawang.

Pada hari sebelumnya, seluruh peserta ritual juga melaksanakan persiapan dengan membersihkan benda-benda pusaka.

Menurut Suryadi, yang sudah menjadi Tatung selama 35 tahun dan mewarisi tradisi ini dari keluarganya, membersihkan pusaka adalah bagian penting dari ritual bersih jalan.

“Pembersihan pusaka merupakan syarat penting agar ritual ini berjalan lancar,” katanya.

Ritual ini menarik perhatian ribuan warga dan wisatawan yang memadati jalan-jalan kota. Mereka datang untuk menyaksikan prosesi yang penuh makna tersebut. Puncak perayaan Cap Go Meh di Singkawang diperkirakan akan berlangsung meriah pada Rabu (12/02/2025), yang merupakan hari ke-15 Imlek.

Selama ritual, aparat keamanan menutup beberapa ruas jalan utama untuk mengantisipasi kemacetan. Wisatawan dan warga yang ingin menyaksikan acara ini diharuskan berjalan kaki beberapa kilometer dari tempat parkir kendaraan mereka.

Antusiasme terhadap Festival Cap Go Meh di Singkawang datang tidak hanya dari warga lokal, tetapi juga wisatawan luar kota. Yongki, seorang wisatawan asal Jakarta, mengungkapkan kekagumannya terhadap festival ini.

“Festival Cap Go Meh di Singkawang adalah salah satu yang terbesar di dunia. Hanya Thailand yang memiliki perayaan serupa yang lebih besar,” ujarnya.

Yongki juga berharap agar pemerintah dapat mengemas festival ini dengan lebih modern tanpa menghilangkan nilai-nilai tradisionalnya.

Meskipun tahun ini Festival Cap Go Meh tidak digelar sepenuhnya seperti tahun-tahun sebelumnya, ritual Tatung tetap mampu menjaga semarak perayaan tersebut.

Perayaan Cap Go Meh di Singkawang dikenal sebagai yang terbesar di Indonesia, dan ritual Tatung menjadi simbol pembersihan diri serta lingkungan dari energi negatif.

Selain sebagai sarana pembersihan spiritual, tradisi ini juga menjadi salah satu upaya pelestarian budaya Tionghoa di Kalimantan Barat, yang semakin relevan di era digital ini.

Sebagai salah satu daya tarik pariwisata terbesar di Singkawang, Festival Cap Go Meh terus berkembang, memadukan tradisi dengan elemen modern tanpa meninggalkan akar budaya yang telah ada sejak lama. []

Redaksi03

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com