SINTANG – Rangkaian kegiatan Pekan Gawai Dayak (PGD) Sintang ke-XII tahun 2025 resmi dimulai dengan pelaksanaan ritual adat di Rumah Betang Tampun Juah pada Selasa pagi (15/07/2025). Prosesi adat yang disebut Muja Puyang Gana ini dipimpin langsung oleh Seksi Ritual Adat bersama para tetua adat, dan turut dihadiri Ketua Dewan Adat Dayak (DAD) Kabupaten Sintang, Jeffray Edward, serta Wakil Ketua DAD Toni yang juga menjabat sebagai Ketua Panitia PGD 2025.
Ritual Muja Puyang Gana merupakan bagian penting dalam kebudayaan masyarakat Dayak Desa, yang dimaknai sebagai permohonan izin dan restu kepada leluhur sebelum pelaksanaan kegiatan berskala besar seperti Gawai. Dalam keyakinan Dayak, Puyang Gana dikenal sebagai penjaga alam, tanah, dan air, yang harus dihormati melalui prosesi adat.
“Sebelum kita mulai Gawai kita wajib pamit dan minta izin dulu kepada Puyang Gana. Kita tidak bisa sembarangan bikin acara besar di tanah ini tanpa restu beliau,” kata Toni.
Prosesi ritual ini melibatkan penyajian sesajian berupa makanan dan minuman sebagai persembahan kepada leluhur. Doa-doa adat juga dibacakan dalam suasana khidmat sebagai bentuk komunikasi spiritual dengan para arwah leluhur, termasuk tokoh adat yang telah wafat.
“Ritual ini bagian dari bersampi dan bersareh. Kita beri makan, pamit, dan minta izin pada roh para leluhur, termasuk juga kepada tokoh adat yang sudah meninggal, seperti almarhum Pak Linang,” jelas Toni.
Ia menegaskan bahwa menjaga hubungan spiritual dengan leluhur bukan hanya tradisi semata, tetapi juga menjadi fondasi nilai-nilai yang diwariskan secara turun-temurun. Menurutnya, Gawai Dayak tidak hanya menjadi ajang perayaan budaya, tetapi juga wadah untuk meneguhkan kembali penghormatan terhadap warisan sejarah dan nilai-nilai luhur nenek moyang.
Pekan Gawai Dayak Sintang ke-XII akan berlangsung selama empat hari, mulai 16 hingga 19 Juli 2025. Rangkaian acara dijadwalkan meliputi pertunjukan seni, ritual adat, lomba tradisional, hingga pameran budaya. Toni berharap seluruh kegiatan dapat berjalan lancar, membawa keberkahan, dan memperkuat semangat persatuan masyarakat Dayak.
Sementara itu, Ketua DAD Kabupaten Sintang, Jeffray Edward, menyampaikan bahwa pelaksanaan ritual adat ini bukan hanya bagian dari kewajiban adat, melainkan juga sebagai sarana edukasi kepada generasi muda. Ia menekankan pentingnya pewarisan budaya agar generasi penerus tidak terputus dari akar tradisinya.
Dengan dimulainya PGD 2025 melalui prosesi Muja Puyang Gana, masyarakat Dayak Sintang kembali menunjukkan komitmennya dalam menjaga kelestarian budaya leluhur sekaligus mengajarkan makna kehidupan yang seimbang antara manusia dan alam semesta.