Rob Fase 3 Tiba, Warga Siapkan Diri

BANJARMASIN – Banjir rob kembali menguji ketangguhan warga Kota Banjarmasin. Memasuki penghujung Mei 2025, banjir rob telah memasuki fase ketiga, dan menurut Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Banjarmasin, fase ini diperkirakan menjadi yang paling tinggi dan berisiko sepanjang bulan ini.

Puncaknya diprediksi akan terjadi pada Sabtu (31/05/2025), di mana tinggi muka air laut bisa mencapai tiga meter di atas permukaan laut. Sehari sebelumnya, Jumat (30/05/2025), genangan air telah terlihat merendam berbagai kawasan, termasuk ruas jalan utama dan pemukiman padat penduduk. Ketinggian air telah menyentuh angka 2,8 meter, dan diperkirakan masih akan meningkat dalam waktu dekat.

Menanggapi kondisi tersebut, Kepala Pelaksana BPBD Kota Banjarmasin, Husni Thamrin, mengimbau warga untuk meningkatkan kewaspadaan. Ia meminta masyarakat segera mengamankan barang-barang penting, terutama peralatan elektronik dan dokumen berharga.

“Kami imbau warga untuk memindah barang elektronik ke tempat yang lebih tinggi,” ucapnya.

Tak hanya itu, perhatian khusus juga diberikan kepada aspek keselamatan listrik, mengingat potensi bahaya korsleting yang dapat terjadi akibat air yang menggenangi instalasi rumah tangga.

“Terlebih bagi warga yang bermukim di pesisir sungai,” tambahnya.

Di sisi lain, dampak banjir rob kali ini tidak hanya menyebabkan genangan air, tetapi juga menimbulkan masalah lingkungan baru. Di kawasan Jalan Jafri Zam-zam, misalnya, genangan air membawa serta sampah rumah tangga yang berserakan, memperparah kondisi kebersihan dan estetika kota.

Fenomena banjir rob sebenarnya bukan hal baru di Banjarmasin. Kota yang dikenal dengan sebutan “kota seribu sungai” ini memang memiliki karakter geografis yang rentan terhadap pasang air laut. Namun, skala banjir tahun ini menunjukkan tren yang memerlukan perhatian serius dari seluruh pemangku kebijakan dan masyarakat.

Menurut BPBD, banjir rob yang terjadi sepanjang Mei ini terdiri dari tiga fase, yang masing-masing menunjukkan peningkatan intensitas. Kondisi ini disebabkan kombinasi antara pasang air laut, curah hujan tinggi, serta kondisi drainase yang belum sepenuhnya optimal.

Warga pun dituntut untuk semakin siap dalam menghadapi bencana ini. Beberapa di antaranya sudah mulai memindahkan barang ke tempat lebih tinggi, menyiapkan pompa air manual, hingga memasang pengaman sementara pada saluran listrik rumah. Tak sedikit pula yang memilih mengungsi sementara ke tempat yang lebih aman.

Selain kesiapan warga, BPBD juga menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam penanganan banjir rob. Peran aktif RT/RW, aparat kelurahan, dan organisasi relawan dianggap krusial dalam mempercepat respons serta memperkecil dampak bencana.

Dalam jangka panjang, warga berharap agar pemerintah kota melakukan evaluasi menyeluruh terhadap sistem drainase serta mempercepat program penanganan banjir rob yang lebih permanen. Terlebih dengan perubahan iklim global yang turut memengaruhi siklus pasang laut dan curah hujan ekstrem.

Kesiapsiagaan bukan lagi pilihan, melainkan keharusan. Banjarmasin kini ditantang bukan hanya untuk bertahan dari bencana musiman, tetapi juga untuk memperkuat sistem mitigasi dan edukasi masyarakat secara berkelanjutan. [] Admin03

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com
X