Rudal Iran Guncang Tel Aviv, Warga Jalani Hidup dalam Ketakutan

TEL AVIV – Sejak Israel menggempur Iran pada pekan lalu, kehidupan masyarakat di Tel Aviv berubah drastis. Alarm peringatan dari ponsel dan sirene serangan udara menjadi penanda hari-hari yang diwarnai kecemasan akan ancaman rudal yang datang dari arah Iran.

Pada Kamis pagi (19/06/2025), Iran kembali melancarkan serangan berupa tembakan peluru kendali ke wilayah Israel. Sebagian besar rudal berhasil dihentikan oleh sistem pertahanan udara Israel, namun sejumlah misil menghantam beberapa lokasi penting, termasuk bangunan di kota Holon, wilayah Ramat Gan di pinggiran Tel Aviv, serta Rumah Sakit Soroka di Beer Sheba, Israel bagian selatan. Menurut laporan media setempat, sebagian besar wilayah yang menjadi sasaran telah dikosongkan sehari sebelum serangan terjadi.

Di tengah situasi yang tidak menentu, warga Tel Aviv tetap mencoba menjalani aktivitas harian seperti biasa. “Hidup harus terus berjalan, dan kita telah melalui banyak krisis lainnya, tetapi ini tentu saja merupakan masa yang sangat lain dan meresahkan,” kata Lior, seorang warga muda Israel, yang enggan mengungkapkan identitas lengkapnya kepada Media.

Serangan yang terjadi pada dini hari itu menyisakan trauma. Salah satu rudal menghantam gedung yang hanya berjarak sekitar satu kilometer dari tempat perlindungan. “Kejadiannya menakutkan. Kami memahami bahwa rudal-rudal (Iran) lebih mematikan dan bahwa situasinya terasa berbeda dari konflik-konflik sebelumnya. Saya bertanya-tanya berapa lama ini akan berlangsung. Orang-orang sudah gelisah karena tidak tidur hampir setiap malam,” ujar Shira, warga lainnya yang juga enggan menyebutkan nama belakang.

Di tengah konflik yang berkobar, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu kembali menganggap Iran sebagai ancaman terbesar terhadap keamanan negaranya. Meski selama bertahun-tahun serangan terbuka berhasil dihindari, situasi berubah sejak Jumat (13/06/2025), ketika Israel melancarkan operasi besar ke wilayah Iran.

Di dalam negeri, posisi Netanyahu sedang diuji. Ia mendapat tekanan dari berbagai pihak, baik dari kubu oposisi yang menuduhnya sengaja memperpanjang perang di Gaza demi menghindari kesepakatan pembebasan sandera, maupun dari mitra koalisi sayap kanan yang mengancam akan keluar dari pemerintahan jika perang dengan Hamas dihentikan sebelum kelompok tersebut dihancurkan.

Namun, serangan terhadap Iran justru meningkatkan dukungan terhadap Netanyahu. Hasil jajak pendapat terbaru menunjukkan 83 persen warga Yahudi Israel mendukung operasi militer ke Iran. Di sisi lain, mayoritas warga Arab di Israel menyatakan penolakan terhadap perang dan mendukung jalur diplomasi.

Di kawasan Ramat Gan, seorang warga bernama Ronny Arnon menyaksikan langsung kerusakan akibat serangan. Sebuah rudal menembus pertahanan dan menghantam bangunan, menewaskan satu orang. “Saya termasuk golongan minoritas di sini, jadi banyak orang yang mendukung,” katanya kepada DW. “Perdana menteri kita disebut pesulap, karena dia tahu cara membuat show, bagaimana kita menang dan mengalahkan semua musuh kita. Kita memulai api yang tidak kita ketahui bagaimana akhirnya.”

Sementara itu, di Tel Aviv, nasib sandera masih menjadi kekhawatiran utama bagi sebagian warga. Pada Rabu (18/06/2025), sejumlah kecil pengunjuk rasa menggelar aksi di Lapangan Dizengoff, membawa foto-foto para sandera yang diyakini masih ditahan Hamas. Salah satunya adalah ibu dari Matan Angrest, seorang prajurit yang disandera sejak 7 Oktober.

“Ketika perang di Iran dimulai, kami benar-benar takut bahwa anak kami, putra saya, akan dilupakan di Gaza. Situasinya buruk, hidupnya dalam bahaya,” ujar Anat Angrest kepada DW. “Namun beberapa jam kemudian, saya mendapat banyak pesan dari banyak warga Israel yang mengatakan bahwa keberhasilan di Iran akan membantu membawa mereka kembali.”

Meski mengkritik lambannya tindakan pemerintah dalam memulangkan sandera, Anat tetap berharap bahwa pelemahan dukungan Iran terhadap Hamas akan mempercepat berakhirnya perang di Gaza. “Kami berharap bahwa keputusan untuk bertindak sekarang adalah bagian dari rencana strategis dan bahwa pemerintah Israel akhirnya akan mampu mengakhiri perang di Gaza,” katanya. “Karena jika kita menyingkirkan para pemimpin teroris di Iran, kita bisa menyelesaikan apa yang sudah kita mulai di Gaza, dan kita tidak akan berada dalam bahaya lagi.” []

Admin05

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com