Rudal Rusia Hantam Kebaktian Gereja di Ukraina

KYIV – Sebuah serangan rudal Rusia menghantam kota Sumy, timur laut Ukraina, pada Minggu (13/04/2025), saat warga berkumpul untuk mengikuti kebaktian gereja. Akibat serangan ini, sedikitnya 32 orang tewas, termasuk dua anak-anak, sementara 99 orang lainnya, termasuk 11 anak-anak, mengalami luka-luka. Kementerian Dalam Negeri Ukraina menyatakan serangan tersebut menjadi yang paling mematikan di tahun ini.

Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, mengonfirmasi bahwa serangan itu dilakukan menggunakan rudal balistik. Dalam pernyataan resmi, Zelensky mendesak dunia internasional untuk memberikan respons tegas terhadap tindakan Rusia tersebut. “Rusia menginginkan teror seperti ini dan memperpanjang perang ini,” kata Zelensky, menambahkan bahwa tanpa tekanan terhadap agresor, perdamaian tidak akan tercapai.

Serangan ini terjadi pada Minggu Palma, hari yang biasanya sangat sibuk bagi gereja-gereja di Ukraina. Serangan rudal Rusia tepat mengenai pusat kota, yang saat itu dipenuhi oleh warga yang sedang berada di jalan menuju gereja. Volodymyr Artyukh, kepala administrasi militer setempat, mengatakan dua rudal balistik ditembakkan ke daerah tersebut dengan tujuan untuk menimbulkan kerusakan besar.

“Musuh berharap untuk menimbulkan kerusakan terbesar pada orang-orang di kota Sumy,” ujar Artyukh.

Serangan ini juga menandai serangan paling mematikan terhadap warga sipil Ukraina sejak tahun 2023, yang sebelumnya tercatat 51 orang tewas dalam serangan di Kupiansk. Rekaman dari lokasi kejadian menunjukkan bangunan yang hancur, jendela pecah, dan tumpukan puing di pusat kota. Beberapa mayat yang ditutupi selimut darurat terlihat di jalan-jalan kota.

Pejabat Ukraina mengonfirmasi bahwa amunisi cluster, yang berisi beberapa bahan peledak yang tersebar luas, digunakan dalam serangan tersebut. Amunisi semacam ini sangat berbahaya bagi warga sipil, terutama jika ditembakkan di area yang padat penduduk. “Rudal dengan amunisi cluster adalah sesuatu yang dilakukan Rusia untuk membunuh sebanyak mungkin warga sipil,” kata Andriy Yermak, kepala kantor presiden Ukraina, yang menyebut serangan ini sebagai “penargetan warga sipil yang disengaja.”

Di antara korban yang tewas adalah Olena Kohut, seorang seniman orkestra Teater Nasional Sumy, dan Liudmyla Hordiienko, seorang pejabat pajak negara. Serangan ini telah memicu kecaman keras dari dunia internasional, dengan banyak pihak mengecam Rusia atas tindakan yang melanggar hukum kemanusiaan. []

Redaksi03

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com
X