SAMARINDA – Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim) Rudy Mas’ud meminta para distributor beras di daerah ini untuk memprioritaskan penyaluran beras ke pasar tradisional dan warung-warung kecil. Langkah ini dinilai penting agar masyarakat tidak panik terkait ketersediaan bahan pokok sekaligus menjaga stabilitas harga di pasaran. “Jangan sampai toko besar dan minimarket stoknya melimpah, dan justru di warung kecil dan pasar tradisional malah terjadi kelangkaan,” kata Rudy Mas’ud dalam konferensi pers di Kantor Gubernur Kaltim, Selasa (19/8/2025), saat menanggapi isu stabilitas stok dan harga beras.
Rudy menjelaskan, sebagian besar masyarakat Kaltim membeli kebutuhan beras dalam jumlah kecil di warung atau pasar tradisional. Oleh karena itu, ketersediaan beras di lokasi tersebut menjadi hal yang paling utama. “Karena mereka belinya cuma dua kilogram, tiga kilogram. Sementara yang ada di Alfamart atau toko retail lainnya minimal 5 kg, bahkan 10 kg,” ujarnya.
Lebih lanjut, Gubernur menekankan pentingnya peran Bulog, BUMD pangan, dan koperasi tani dalam menjaga rantai pasok pangan agar tetap aman. Hal itu karena produksi beras di Kaltim masih rendah dan belum bisa memenuhi kebutuhan masyarakat secara menyeluruh. “Produksi kita sangat kecil, sekitar 30 sampai 35 persen. Jadi sisanya 70 minimal 65 persen didatangkan dari Jawa dan Sulawesi,” tambahnya.
Kepala Perum Bulog Cabang Samarinda, Edi Yanuar, menyampaikan bahwa pihaknya bertanggung jawab dalam distribusi beras untuk enam wilayah, yaitu Samarinda, Bontang, Kutai Kartanegara, Kutai Timur, Kutai Barat, dan Mahakam Ulu. “Perum Bulog Cabang Samarinda ini membawahi enam kabupaten kota, dan salah satunya Samarinda hingga Mahakam Ulu. Kami punya stok 8.900 ton beras medium,” ujarnya.
Edi menjelaskan Bulog telah menyalurkan beras SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan) ke seluruh kabupaten/kota yang berada dalam tanggung jawabnya. Selain itu, bantuan pangan juga sudah didistribusikan sekitar 1.016 ton atau sekitar 86 persen dari target. “Beras SPHP, kami sudah menyalurkan melalui Gerakan Pangan Murah (GPM) di Kodim, Polres dan kelurahan, juga pasar pengecer,” katanya.
Lebih lanjut, Edi menyebut dalam waktu dekat Bulog juga akan menyalurkan beras ke jaringan ritel modern. “Minggu ini, insya Allah akan disalurkan ke pasar modern atau ritel, yaitu Indomaret,” katanya lagi.
Sementara itu, Kepala Dinas Pangan, Tanaman Pangan, dan Hortikultura Kaltim, Siti Farisyah Yana, menuturkan pihaknya secara rutin melakukan perhitungan neraca pangan terhadap 12 komoditas strategis di Kaltim. Perhitungan ini dilakukan setiap bulan untuk memantau stok awal, peredaran di masyarakat, hingga cadangan yang tersimpan di rumah tangga. “Kebutuhan beras kita berkisar antara 29 ribu hingga 34 ribu ton per bulan. Dan biasanya stok di pedagang besar atau distributor mencapai 24 ribu ton, itu rata-rata setiap bulan,” jelasnya.
Menurut Yana, stok pemerintah yang masuk setiap bulan berkisar antara 21 ribu hingga 26 ribu ton. Dengan adanya pemantauan rutin ini, diharapkan masyarakat merasa tenang karena ketersediaan pangan dapat terjaga secara berkelanjutan. []
Redaksi10
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan