KHARTOUM — Konflik bersenjata di Sudan kembali menelan korban sipil. Sebuah serangan drone menghantam rumah sakit militer di Kota Dilling, Negara Bagian Kordofan Selatan, menewaskan dan melukai warga yang tengah mencari pertolongan medis. Insiden ini menambah daftar panjang fasilitas sipil yang terdampak langsung oleh eskalasi perang berkepanjangan di wilayah tersebut.
Serangan terjadi pada Minggu (14/12/2025) waktu setempat, saat aktivitas rumah sakit masih berlangsung. Ledakan menghancurkan sebagian bangunan dan memicu kepanikan di antara pasien, tenaga kesehatan, serta warga yang mendampingi keluarga mereka. Rumah sakit yang diserang diketahui tidak hanya melayani kebutuhan militer, tetapi juga menjadi tumpuan utama layanan kesehatan bagi masyarakat sipil di wilayah sekitar.
Seorang petugas kesehatan di rumah sakit tersebut mengatakan insiden itu menyebabkan “tujuh warga sipil tewas dan 12 luka-luka.” Petugas medis yang enggan disebutkan identitasnya itu menjelaskan bahwa korban berasal dari kalangan pasien serta pendamping yang berada di dalam kompleks rumah sakit saat serangan terjadi.
Ia menambahkan bahwa rumah sakit militer tersebut “melayani penduduk kota dan sekitarnya, selain personel militer”. Pernyataan ini menegaskan bahwa fasilitas tersebut memiliki fungsi ganda dan menjadi salah satu layanan kesehatan paling vital di kawasan yang selama ini terisolasi akibat konflik.
Dilansir AFP, Senin (16/12/2025), Kota Dilling berada di wilayah yang telah lama menjadi titik rawan pertempuran. Meski secara administratif berada di bawah kendali tentara Sudan, kota tersebut dikepung oleh pasukan paramiliter rival yang terus menekan dari berbagai arah.
Kordofan Selatan, bersama kawasan Kordofan Raya, kini menjadi salah satu medan tempur paling brutal dalam perang Sudan antara militer dan Pasukan Dukungan Cepat (Rapid Support Forces/RSF). Kedua kubu berlomba menguasai wilayah selatan yang strategis, memicu pertempuran sengit yang berdampak langsung pada penduduk sipil.
RSF dilaporkan menguasai sebagian besar wilayah Kordofan dengan dukungan sekutu mereka, faksi Gerakan Pembebasan Rakyat Sudan-Utara (SPLM-N) pimpinan Abdelaziz al-Hilu, yang memiliki basis kuat di Pegunungan Nuba. Pasukan gabungan ini mengepung sejumlah kota penting, termasuk Dilling dan ibu kota Kordofan Selatan, Kadugli, yang berjarak sekitar 120 kilometer di selatan.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sebelumnya memperingatkan bahwa Kadugli telah dilanda kelaparan sejak September. Dilling diperkirakan menghadapi kondisi serupa, meskipun keterbatasan akses informasi membuat penetapan status resmi menjadi sulit. Serangan drone ini terjadi hanya sehari setelah insiden serupa yang menghantam pangkalan pasukan penjaga perdamaian PBB di Kadugli, menewaskan enam tentara asal Bangladesh.
Serangan terhadap fasilitas kesehatan ini kembali memunculkan kekhawatiran internasional atas keselamatan warga sipil dan tenaga medis di zona konflik, sekaligus menegaskan semakin kaburnya batas antara target militer dan fasilitas kemanusiaan di Sudan. []
Admin03
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan