MOSCOW – Rusia dan Ukraina berhasil menyelesaikan tahap pertama pertukaran tawanan perang pada Jumat (23/5). Dalam proses ini, hampir 800 orang dibebaskan dalam salah satu pertukaran tawanan terbesar sejak perang berlangsung. Proses pertukaran yang dimulai pada Jumat ini direncanakan akan berlanjut hingga Sabtu (24/5) dan Minggu (25/5).
Menurut perkiraan, Ukraina dan Rusia masing-masing akan menukar sekitar 2.000 dan 1.000 tawanan perang. Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, menyatakan dalam cuitannya di platform X bahwa pihaknya akan memulangkan warga negara yang menjadi tawanan. Ia menyampaikan bahwa pada Jumat sebanyak 390 orang telah kembali ke Ukraina, terdiri dari 270 personel militer dan 120 warga sipil.
Sebanyak 390 tawanan Ukraina juga telah dipulangkan ke Rusia. Kementerian Pertahanan Rusia menyatakan bahwa sejumlah warga sipil ditangkap oleh pasukan Ukraina di wilayah Kursk. Para tawanan yang dibebaskan diangkut ke lokasi pertemuan menggunakan beberapa bus. Foto dan video yang dirilis pemerintah Ukraina menunjukkan puluhan pria mengenakan seragam militer. Beberapa dari mereka terlihat berbicara dengan keluarga melalui telepon, bahkan ada yang menangis haru.
Sebuah video memperlihatkan warga dari desa-desa sepanjang rute konvoi keluar menyambut para pengungsi yang kembali dengan membawa bendera. Vasyl Gulyach, salah satu tawanan yang menghabiskan 2,5 tahun di penahanan Rusia, menyatakan kebahagiaannya. “Saya merasa gembira karena saya sudah di rumah. Saya senang untuk Anda, untuk kami, bahwa kami datang, berdoa, dan meminta agar ini terjadi,” ujarnya.
Kesepakatan pertukaran tawanan ini didapatkan dalam pertemuan antara kedua negara di Istanbul, Turki, pekan lalu. Pertemuan tersebut menjadi yang kedua kalinya sejak invasi Rusia dimulai pada Februari 2022. Pertukaran tawanan perang ini dianggap sebagai hasil paling signifikan dari pertemuan tersebut.
Presiden Zelensky mengatakan bahwa pertukaran tawanan pada Jumat merupakan satu-satunya hasil berarti dari pertemuan di Turki. Ia juga menyoroti bahwa Rusia tetap memblokir pembahasan mengenai hal-hal lainnya. Sementara itu, Ukraina dan sekutunya menuntut agar Rusia menyetujui gencatan senjata tanpa syarat dalam pertemuan tersebut, namun tuntutan itu tidak disetujui oleh Rusia. []
Redaksi11