Saling Serang, Trump dan Musk Akhiri ‘Bromance’

AMERIKA SERIKAT – Hubungan antara Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Elon Musk, pendiri Tesla dan SpaceX, kini memasuki babak baru yang dramatis. Apa yang sebelumnya disebut oleh berbagai media internasional sebagai “bromance politik-teknologi” kini berubah menjadi perseteruan terbuka yang disiarkan secara global.

Dalam pidato resmi di Oval Office, Trump mengungkapkan kekecewaannya terhadap kritik Elon Musk terkait rancangan undang-undang pengeluaran pemerintah. Ia bahkan mengancam akan mencabut kontrak senilai miliaran dolar AS antara pemerintah dan perusahaan milik Musk.

“Saya sangat kecewa pada Elon. Saya telah banyak membantu Elon,” kata Trump saat menjawab pertanyaan media. Ia juga menambahkan, “Elon dan saya memiliki hubungan yang baik. Saya tidak tahu apakah kami akan meneruskannya.” Ucapan ini disampaikan saat kunjungan Kanselir Jerman Friedrich Merz.

Musk langsung membalas melalui platform media sosial miliknya, X. Ia menilai Trump tidak tahu berterima kasih dan memperingatkan bahwa Partai Republik tidak akan menang di pemilu 2024 tanpanya. “Tanpa saya, Trump akan kalah dalam pemilihan,” ujarnya.

Kritik Musk terhadap RUU pengeluaran sebagai “kekejian yang menjijikkan” menjadi titik awal ketegangan. Tak lama, ia bahkan menyinggung nama Trump dalam konteks dokumen kasus Jeffrey Epstein, memicu kegemparan di media sosial.

Saling serang ini berdampak langsung ke pasar. Saham Tesla anjlok hingga 15 persen, dan nilai pasar perusahaan dilaporkan merosot lebih dari 100 miliar dolar AS hanya dalam satu malam.

Ketegangan meningkat ketika Trump menyebut Musk “gila” dan mengusulkan penghentian subsidi kendaraan listrik serta pembatalan kontrak pemerintah, termasuk layanan satelit Starlink dan peluncuran roket.

“Elon ‘semakin melemah,’ saya memintanya untuk pergi,” tulis Trump di platform Truth Social. Ia menambahkan, “Cara termudah untuk menghemat uang dalam anggaran kita, Miliaran dan Miliaran Dolar, adalah dengan mengakhiri Subsidi dan Kontrak Pemerintah untuk Elon.”

Trump sebelumnya sempat menunjuk Musk sebagai Kepala Departemen Efisiensi Pemerintah (DOGE), langkah kontroversial yang berakhir cepat. Musk hanya bertahan empat bulan dalam posisi itu setelah memangkas ribuan pekerjaan pemerintah dan memotong bantuan luar negeri AS.

Kini, setelah persahabatan politik mereka runtuh, pertikaian Trump dan Musk tidak hanya menciptakan ketegangan di Washington, tetapi juga mengguncang Wall Street serta memicu spekulasi akan lahirnya poros politik baru jika Musk benar-benar memutuskan membentuk partai sendiri. []

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com
X