Sambas Geger, Nenek Bani Ditemukan Tewas

SAMBAS – Kasus penemuan jasad seorang nenek di depan sebuah ruko Pasar Pagi Pemangkat, Kecamatan Pemangkat, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat, Selasa (14/10/2025) memunculkan pertanyaan serius mengenai perlindungan terhadap lansia di wilayah ini.

Warga sekitar yang pertama kali menemukan mayat tersebut langsung geger. Masih belum diketahui identitas korban pada saat pertama kali ditemukan. Video rekaman yang tersebar di media sosial memperlihatkan detik-detik warga mendapati jenazah. Terlihat korban tergeletak dengan pakaian lengkap, namun sendirian, tanpa pertolongan siapapun.

Dari rekaman video, warga yang mendekati mayat menduga nenek tanpa identitas itu tewas akibat kelaparan. Hal ini menjadi sorotan utama: bagaimana seorang lansia bisa dibiarkan berada dalam kondisi kritis di tempat umum tanpa bantuan?

Di sisi korban terlihat ada sebuah tas jinjing serta keresek plastik bewarna merah, menandakan ia mungkin masih berupaya memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri.

Kapolsek Pemangkat segera menindaklanjuti laporan penemuan mayat. Kapolres Sambas AKBP Wahyu Jati Wibowo melalui Kasi Humas AKP Sadoko Kasih membenarkan, “Benar ditemukan mayat dalam kondisi meninggal dunia di depan ruko yang terletak di Jalan Pasar Ikan Lama Desa Pemangkat Kota Kecamatan Pemangkat Kabupaten Sambas pada hari Selasa 14 Oktober 2025 sekira jam 06.20 Wib.”

Identitas korban akhirnya diketahui bernama Bani, usia 64 tahun, beralamat di Jalan Kartini Desa Pemangkat Kota Kecamatan Pemangkat. “Setelah mendapat laporan dari warga sekitar personel Polsek Pemangkat segera mendatangi lokasi kejadian dan langsung mengevakuasi jenazah, melakukan Olah TKP serta membawa korban ke RSUD Pemangkat untuk dilakukan Visum,” jelas AKP Sadoko Kasih.

Kematian Bani menjadi sorotan serius terkait perlindungan sosial dan kesejahteraan lansia. Fakta bahwa seorang nenek bisa meninggal di depan ruko tanpa bantuan orang di sekitarnya menimbulkan pertanyaan: apakah sistem perlindungan sosial di Sambas benar-benar berjalan efektif? Apakah ada mekanisme cepat tanggap untuk lansia yang hidup sendiri atau rentan secara ekonomi?

Warga setempat pun mempertanyakan langkah pemerintah desa dan kecamatan dalam menangani kasus-kasus lansia yang rentan. Tidak ada indikasi bahwa Bani sempat mendapatkan bantuan rutin dari pihak berwenang atau lembaga sosial.

Kematian ini sekaligus menjadi alarm bagi pemerintah daerah dan masyarakat: lansia yang hidup sendiri atau kurang mampu harus mendapat perhatian lebih dari pemerintah dan masyarakat. Tidak cukup sekadar menunggu kasus tragis ini menjadi viral di media sosial. Tindakan nyata berupa program perlindungan, bantuan pangan, dan pemantauan rutin lansia wajib diimplementasikan.

Dengan kejadian ini, publik menuntut pertanggungjawaban serta evaluasi mendalam terhadap sistem sosial yang ada. Apakah Sambas siap mencegah tragedi serupa di masa depan, ataukah kematian Bani akan tetap menjadi simbol kelalaian yang terabaikan? []

Admin03

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com