Satpol PP Tindak Badut Penjaja Rezeki di Jalanan

MURUNG RAYA – Aksi nekat dua badut pengemis di bawah lampu merah depan RSUD Puruk Cahu berakhir ricuh dan jadi perhatian publik pada Senin (01/12/2025). Bukan karena pertunjukkan lucu atau aksi hiburan, melainkan karena keduanya harus berurusan dengan petugas Satpol PP Damkar Murung Raya yang tengah melakukan patroli rutin.

Dua badut yang biasa menadahkan tangan kepada pengendara di persimpangan jalan itu diamankan setelah masyarakat mengeluhkan semakin maraknya pengemis berkedok hiburan di Kota Puruk Cahu. Aksi mereka dinilai membahayakan pengendara, mengganggu ketertiban, dan merusak estetika kota.

Kepala Satpol PP Damkar Murung Raya, Rudie Roy melalui Kasi Penegakan Perda, Sukandi, mengungkapkan bahwa penertiban dilakukan sebagai respon cepat atas keresahan warga. “Pengemis badut tadi langsung kami bawa ke kantor untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut,” kata Sukandi.

Hasil pemeriksaan mengejutkan. Kedua badut itu rupanya bukan warga lokal, melainkan datang dari Kota Muara Teweh, Kabupaten Barito Utara. Mereka diketahui tergabung dalam satu grup berjumlah enam orang yang bekerja secara bergiliran setiap tiga jam sekali. Pendapatan para badut tersebut bahkan tidak main-main mencapai Rp200 ribu hingga Rp300 ribu per hari.

“Kebetulan yang kami amankan tadi dua orang, sedangkan orang lainya belum datang. Sementara ini mereka berdua kami peringatkan untuk tidak mengulangi perbuatan yang sama, dan kostum bandutnya kami sita selama dua minggu ke depan,” jelas Sukandi.

Sukandi menegaskan, pihaknya tidak melarang profesi badut, sepanjang tidak mengganggu ketertiban umum dan ditempatkan pada lokasi yang benar. Satpol PP bahkan membuka ruang bagi mereka yang ingin tampil secara kreatif dan tertib di ruang publik seperti alun-alun kota atau area hiburan keluarga.

“Intinya tidak mengganggu lalu lintas, ketertiban umum, dan merusak pemandangan kota. Kita tangkap badut tadi karena tampil di lampu merah dan sangat berbahaya bagi pengendara,” tegasnya.

Kasus ini langsung memantik perdebatan masyarakat Puruk Cahu. Banyak yang menilai bahwa usaha kreatif memang penting, tetapi tidak dengan cara membahayakan diri dan pengguna jalan. Warga berharap pemerintah lebih tegas menertibkan aktivitas pengemis berkostum yang makin menjamur di beberapa titik lampu merah. Mereka khawatir kondisi itu bisa memicu kecelakaan lalu lintas.

Kini dua badut itu harus menerima sanksi sosial dan administratif. Kostum disita, dan mereka dipulangkan sementara waktu. Sementara itu, Satpol PP memperkuat patroli untuk mencegah kasus serupa terulang.

Fenomena badut di jalan raya rupanya bukan sekadar hiburan, tetapi juga persaingan ekonomi di ruang publik yang penuh risiko. []

Admin03

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com