SBY, Jokowi, dan Danantara

JAKARTA – Peluncuran Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) oleh Presiden Prabowo Subianto pada awal pekan lalu langsung menyita perhatian publik. Meskipun didirikan dengan tujuan memperkuat sektor investasi strategis dan jangka panjang Indonesia, kehadiran lembaga ini justru menimbulkan berbagai keraguan dan kekhawatiran, baik di kalangan masyarakat umum maupun kalangan politik.

Tak hanya itu, perhatian terhadap Danantara juga datang dari dua mantan Presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Joko Widodo (Jokowi), yang memberikan pandangan serta kritik terkait keberlanjutan lembaga tersebut.

Melalui akun media sosial X miliknya, Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono, mengungkapkan keprihatinannya atas berbagai kekhawatiran yang muncul terkait keberadaan Danantara. SBY mencatat bahwa publik merasa ragu mengenai transparansi, tata kelola, dan akuntabilitas lembaga ini. Bahkan, ia menyebutkan potensi adanya konflik kepentingan serta keterlibatan politik yang dinilai dapat mengganggu objektivitas dan tujuan dari lembaga ini.

Namun, di balik kritik tersebut, SBY juga menilai niat Presiden Prabowo dalam membentuk Danantara patut diapresiasi. Ia percaya bahwa lembaga ini dapat memperkuat investasi nasional, terutama yang bersifat strategis, yang pada akhirnya diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia.

“Pandangan saya, sebenarnya niat dan tujuan Presiden Prabowo ini baik. Keberadaan Danantara diharapkan bisa memperkuat investasi nasional, utamanya yang bersifat strategis (long-term strategic investment) yang akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi, menuju ekonomi Indonesia yang kuat,” ujarnya dalam cuitannya pada Senin (03/03/2025).

SBY menambahkan bahwa kritik terhadap Danantara justru harus dianggap sebagai hal yang positif. Menurutnya, ketidakpastian yang ditunjukkan masyarakat menunjukkan adanya harapan besar agar lembaga ini dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian nasional. SBY pun menekankan bahwa Danantara harus menjawab keraguan tersebut dengan melakukan pembuktian yang nyata.

Untuk mencapai keberhasilan, mantan Presiden ini menegaskan bahwa Danantara harus menjaga prinsip-prinsip tata kelola yang baik, profesionalisme dalam pengelolaan, serta ketepatan dalam pengambilan keputusan. Selain itu, lembaga ini harus memiliki transparansi yang jelas, akuntabilitas, dan menjaga kepatuhan hukum yang tinggi.

“Penting untuk menjaga tata kelola yang baik, serta pengambilan keputusan yang tepat agar Danantara tidak terjebak dalam potensi konflik kepentingan dan tidak terpengaruh oleh kepentingan politik,” imbuhnya.

Di sisi lain, Presiden ke-7 Joko Widodo juga turut memberikan pandangan tentang Danantara melalui akun Instagram pribadinya. Jokowi menyatakan bahwa Danantara merupakan langkah besar yang akan mempercepat pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Menurutnya, lembaga ini akan membuka lebih banyak peluang bagi masyarakat serta menciptakan dorongan baru untuk pembangunan yang berkelanjutan. Jokowi optimis bahwa Danantara dapat berkontribusi dalam mewujudkan visi Indonesia Emas 2045, yaitu Indonesia yang lebih maju, mandiri, dan sejahtera.

“Saya optimistis Danantara akan berperan penting dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045 Indonesia yang lebih maju, mandiri, dan sejahtera. Mari kita dukung langkah ini demi masa depan bangsa,” tulis Jokowi di Instagram-nya.

Dengan berbagai pandangan dan harapan dari kedua mantan presiden ini, Danantara kini berada di bawah sorotan publik. Keberhasilan atau kegagalannya dalam menjalankan misi untuk memperkuat ekonomi nasional akan sangat bergantung pada sejauh mana lembaga ini mampu menjawab kekhawatiran masyarakat dan menjaga integritas dalam pengelolaannya. Harapan terbesar, tentu saja, agar lembaga ini bisa memberikan kontribusi positif bagi pembangunan ekonomi Indonesia ke depan. []

Redaksi03

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com
X