SDN 004 Sambutan, Belajar di Tengah Serba Terbatas!

SAMARINDA – Kepala Sekolah SDN 004 Sambutan, Suratmi, mengungkapkan berbagai tantangan yang dihadapi sekolahnya dalam mendukung kegiatan belajar-mengajar. Sebagian besar siswa di sekolah tersebut merupakan anak-anak dari keluarga prasejahtera dan warga relokasi dari bantaran Sungai Karang Mumus (SKM).

Kepala Sekolah SDN 004 Sambutan, Suratmi

Menurut Suratmi, latar belakang ekonomi para siswa menjadi salah satu faktor utama yang memengaruhi capaian akademik. Banyak di antara mereka berasal dari keluarga tidak mampu, bahkan ada yang diasuh oleh orang tua tunggal atau memiliki orang tua yang bekerja serabutan.

“Anak-anak di sini sebagian besar berasal dari keluarga tidak mampu. Bahkan, ada yang hampir berhenti sekolah karena tak punya ongkos atau tidak ada yang mengantar,” ujar Suratmi kepada media ini saat ditemui di ruang kerjanya, SDN 004 Sambutan, Jalan Pelita 4, Samarinda, Sabtu (18/10/2025).

Ia menjelaskan, pihak sekolah terus berupaya mempertahankan semangat belajar siswa agar tidak putus sekolah. Dalam beberapa kasus, sekolah bahkan memberikan keringanan dan kebijakan khusus agar siswa tetap bisa bersekolah.

“Kemarin ada yang mau berhenti sekolah karena tidak mampu, jadi saya bilang tidak mampu alasannya apa? sekolah tidak ada bayar dan untuk baju olahraga serta baju batik saya tidak nuntut, kapan bisanya mau dibeli sampai ada rezeki yang penting anaknya sekolah dulu,” kata Suratmi.

Selain persoalan ekonomi, Suratmi juga menyoroti ketidaktepatan sasaran dalam penyaluran bantuan pemerintah, seperti Program Indonesia Pintar (PIP). Ia mempertanyakan dasar data penerima bantuan yang menurutnya belum menyentuh siswa yang benar-benar membutuhkan.

“Ada anak anggota dewan dan polisi yang dapat PIP, sementara siswa kami yang lebih membutuhkan masih ada yang tidak mendapatkannya. Dari 561 siswa, hanya kurang lebih 100 siswa yang menerima,” ungkapnya.

Tidak hanya masalah sosial dan bantuan, Suratmi juga mengeluhkan kondisi sarana dan prasarana di sekolah. Hingga kini, SDN 004 Sambutan belum memiliki ruang Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), sementara ruang guru masih menggunakan ruangan sementara yang dinilai kurang layak.

“ Kami tidak punya ruang UKS, perpustakaan minim, bahkan ruang guru pun tidak layak. Mudah-mudahan tahun depan usulan kami disetujui,” tutup perempuan berkacamata itu.

Dengan berbagai keterbatasan tersebut, SDN 004 Sambutan tetap berupaya memberikan layanan pendidikan terbaik bagi anak-anak relokasi. Harapannya, perhatian dan dukungan pemerintah dapat segera direalisasikan agar kualitas pendidikan di kawasan tersebut semakin meningkat. []

Penulis: Guntur Riyadi | Penyunting: Rasidah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com