PENAJAM PASER UTARA – Dinas Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) menggelar Sosialisasi Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial (TPBIS) Tahun 2025 di Aula Lantai III Kantor Bupati PPU, Senin (11/08/2025). Kegiatan dibuka oleh Sekretaris Daerah (Sekda) PPU, Tohar, dan dihadiri perwakilan perangkat daerah, pemerintah desa, serta kelurahan se-Kabupaten PPU.
Dalam sambutannya, Tohar menekankan pentingnya dua aspek utama yang menjadi fokus kegiatan, yakni transformasi dan inklusi sosial. Transformasi, menurutnya, merupakan perubahan dari kondisi saat ini menuju kondisi yang lebih baik dan relevan dengan kebutuhan masyarakat. Sementara itu, inklusi sosial berarti memberikan kesempatan yang sama bagi semua pihak untuk berpartisipasi dan memperoleh manfaat.
“Perpustakaan tidak hanya menjadi tempat menumpuk bahan bacaan atau membaca buku, tetapi juga dapat menjadi pusat pemberdayaan masyarakat, seperti pelatihan keterampilan dan akses informasi yang bermanfaat,” ujarnya.
Ia juga menegaskan pentingnya pengelolaan arsip yang baik, khususnya di tingkat desa dan kelurahan, sebagai bagian dari tata kelola pemerintahan yang tertib dan akuntabel.
Sementara itu, Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip PPU, Muhammad Yusuf Basra, dalam laporannya memaparkan dasar hukum serta tujuan pelaksanaan sosialisasi. Menurutnya, kegiatan ini bertujuan meningkatkan pengetahuan pemangku kepentingan perpustakaan desa dan kelurahan terkait konsep TPBIS, mendorong komitmen pemerintah desa/kelurahan dalam mengembangkan perpustakaan sebagai pusat kegiatan masyarakat, serta menciptakan kolaborasi antara pemerintah desa, kelurahan, perpustakaan, dan masyarakat.
Sosialisasi diikuti oleh 104 peserta yang terdiri atas kepala desa, lurah, dan pengelola perpustakaan desa/kelurahan.
“Narasumber kegiatan ini berasal dari Dinas Perpustakaan Kota Balikpapan yang akan berbagi pengalaman tentang implementasi transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial di wilayahnya,” ujarnya.
Yusuf berharap, melalui kegiatan ini, perpustakaan di PPU dapat bertransformasi menjadi ruang inklusif yang tidak hanya menyediakan bahan bacaan, tetapi juga menjadi pusat inovasi, pembelajaran, dan pemberdayaan masyarakat secara berkelanjutan. []
Penulis: Subur Priono | Penyunting: Rasidah
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan