PALANGKA RAYA – Rencana pemenuhan makanan bergizi untuk murid Sekolah Rakyat Palangka Raya melalui Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) batal dilaksanakan. Keputusan ini menempatkan vendor katering sebagai penyedia tunggal kebutuhan makan siswa, dengan pertimbangan efisiensi dan pengawasan.
Kepala Dinas Sosial Kota Palangka Raya, Riduan, menjelaskan, keputusan tersebut diambil karena murid Sekolah Rakyat membutuhkan tiga kali makan utama ditambah dua kali snack setiap hari, sementara SPPG hanya mampu menyediakan sekali sehari.
“Akhirnya, sesuai petunjuk dari Kementerian Sosial, kita gunakan vendor. Semua kebutuhan makanan siswa ditangani oleh satu vendor agar pengawasannya lebih mudah,” ujar Riduan saat ditemui di Kantor DPRD Kota Palangka Raya, usai Rapat Paripurna ke-7 Masa Persidangan I Tahun Sidang 2025/2026, Senin (29/09/2025).
Sebelumnya, Kepala Sekolah Rakyat Palangka Raya, Ranny Triayu Sintha, menegaskan bahwa pihak sekolah bersama Kemensos menyeleksi vendor yang akan memasok makanan. Persyaratan utama adalah vendor berbentuk CV atau perusahaan resmi yang terdaftar dan patuh pajak, sehingga proses administrasi dan pengawasan dapat berjalan lancar.
Riduan menambahkan, menu makanan ditetapkan oleh Kementerian Sosial, sementara vendor hanya bertugas mengikuti petunjuk teknis yang telah ditentukan. “Menu berubah setiap hari, tidak itu-itu saja. Ada petunjuk teknis yang harus diikuti,” jelasnya. Snack yang diberikan juga beragam, disesuaikan dengan kebutuhan harian siswa.
Dengan menggunakan satu vendor, pihak sekolah dapat melakukan pengawasan lebih efektif. Siswa tetap menerima layanan konsumsi penuh sesuai standar gizi, sehingga pemenuhan kebutuhan nutrisi harian tetap terjaga.
Sekolah Rakyat Palangka Raya, yang menerapkan sistem boarding school, menjadi model pendidikan yang memadukan pembelajaran akademik, pembinaan karakter, dan kemandirian siswa. Keberadaan vendor katering dianggap strategis untuk memastikan tumbuh kembang anak secara optimal, terutama bagi murid dari keluarga miskin dan miskin ekstrem.
Keputusan beralih ke vendor ini juga menjadi langkah praktis menghadapi kendala teknis di lapangan, sekaligus memastikan program gizi terintegrasi dengan sistem pendidikan. Pihak sekolah berharap ke depan SPPG dapat berfungsi penuh, tetapi saat ini solusi katering dianggap paling efektif untuk menjaga kualitas layanan dan kesejahteraan siswa. []
Admin03
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan