JAKARTA – Dua Warga Negara Indonesia (WNI) yang selamat dari penembakan aparat Malaysia di perairan Tanjung Rhu, Selangor, Malaysia, mengungkapkan informasi penting terkait pelaku penyelundupan pekerja migran ilegal.
Dalam wawancara yang dilakukan oleh pihak Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Malaysia, kedua WNI tersebut menyebutkan seorang pria yang dikenal dengan nama “Malik” sebagai sosok yang diduga kuat menjadi dalang di balik jaringan penyelundupan pekerja ilegal dari dan menuju Malaysia.
Atase Polri di Malaysia, Kombes (Pol) Juliarman Eka Putra Pasaribu, mengungkapkan bahwa dalam wawancara dengan dua pekerja ilegal yang selamat, mereka mengaku telah membayar antara 1.200 hingga 1.500 Ringgit kepada Malik untuk dapat pulang ke Dumai, Indonesia.
“Ada dua orang yang berhasil kami wawancara. Mereka menyebutkan bahwa mereka membayar sekitar 1.200 hingga 1.500 Ringgit kepada seseorang bernama Malik untuk kembali ke Dumai,” ujar Juliarman, Rabu (29/01/2025).
Tidak hanya kedua WNI yang berhasil diwawancarai, namun ternyata ada sekitar 20 WNI lainnya yang berada di kapal yang menjadi sasaran penembakan aparat Malaysia.
Setelah meloloskan diri dari kejaran, sebagian besar dari mereka menghilang tanpa jejak, sementara ada beberapa yang terluka akibat tembakan dan segera mencari pertolongan medis.
Juliarman menjelaskan bahwa para pekerja migran ilegal ini sering kali tidak saling mengenal satu sama lain, bahkan saat berada di kapal yang sama.
“Mereka sering tidak saling mengenal saat berada di dalam boat. Dari status mereka, memang bisa dikatakan mereka adalah korban penyelundupan orang, meskipun pada saat itu mereka berusaha pulang ke Indonesia melalui jalur tidak resmi,” ujarnya.
Kasus penyelundupan pekerja migran ilegal ini saat ini masih dalam penyelidikan oleh otoritas Malaysia.
Pihak Malaysia tengah mendalami apakah Malik adalah bagian dari jaringan penyelundupan pekerja ilegal yang sudah lama beroperasi atau merupakan pelaku baru dalam kejahatan ini.
Juliarman juga memastikan bahwa pemerintah Indonesia terus memberikan pendampingan hukum terhadap WNI pekerja ilegal yang diamankan oleh aparat Malaysia pasca peristiwa penembakan tersebut.
“Kami akan terus mendampingi mereka, termasuk melalui konsuler kedutaan untuk memastikan hak-hak mereka terlindungi,” tegasnya.
Peristiwa penembakan tersebut terjadi pada Jumat (24/01/2025) ketika petugas patroli dari Agensi Penguatkuasa Maritim Malaysia (APMM) mendapati sebuah kapal yang membawa sejumlah pekerja migran Indonesia melintas di perairan Tanjung Rhu.
Berdasarkan informasi dari Kepolisian Diraja Malaysia (PDRM), APMM menembaki kapal tersebut setelah diduga adanya perlawanan dari awak kapal. Akibat peristiwa tersebut, satu WNI meninggal dunia, sementara tiga lainnya mengalami luka-luka, dan satu orang dalam kondisi kritis.
Kemudian, WNI yang terluka mendapat perawatan medis di rumah sakit-rumah sakit yang berada di wilayah Selangor.
Sementara itu, jenazah WNI yang meninggal dunia direncanakan akan dipulangkan ke Indonesia pada Rabu ini dan segera dikirimkan ke keluarga di Dumai, Riau.
Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Indonesia (Kemlu RI) membantah tuduhan adanya perlawanan dari dalam kapal yang ditumpangi oleh pekerja ilegal tersebut.
Pemerintah Indonesia tetap berkomitmen untuk terus mengawal kasus ini agar hak-hak WNI yang terlibat tetap terlindungi. []
Redaksi03