TARAKAN — Warga pesisir di Selumit Pantai, Tarakan, kembali dibuat waswas akibat banjir rob yang terus meninggi dalam tiga hari terakhir. Jalanan utama tergenang hingga puluhan sentimeter, memaksa warga memindahkan kendaraan mereka ke tempat lebih tinggi demi menghindari kerusakan.
Air laut yang naik bersamaan dengan fase pasang tersebut telah mencapai kawasan RT 16 dan merendam akses jalan menuju Pos Polisi hingga RT 29 serta Gang Pelopor. Kondisi ini membuat aktivitas warga terganggu dan menimbulkan kekhawatiran akan potensi air masuk ke rumah-rumah penduduk.
“Ini wilayah RT 16 air sudah mulai pasang, kemungkinan masih besar. Bahkan jalanan dari arah Pos Polisi sampai kedepan RT 29 dan gang Pelopor mulai tergenang air tadi malam. Ini sudah hari ketiga, dan air semakin tinggi, kemungkinan masih akan naik lagi,” terangnya, saat dihubungi, Minggu (07/12/2025).
Tinggi genangan saat ini disebut mencapai sekitar 30 sentimeter, dengan air asin yang berpotensi merusak kendaraan dan mempercepat korosi pada komponen logam. Karena itu, banyak warga memilih mengevakuasi motor dan mobil ke lokasi yang lebih tinggi dan aman dari rendaman.
“Ketinggian air dari permukaan jalan ini sudah sekitar 30 centimeter, kalau air asin inikan memicu karat, makanya warga tidak mau menerobos air laut ini. Di ujung sana banyak kendaraan ditaruh di sana, karena masih agak tinggi,” ucapnya.
Bukan hanya kendaraan, barang-barang rumah tangga pun terancam. Warga bersiap mengamankan peralatan elektronik agar tidak terendam jika air kembali naik.
“Bukan hanya rentan terhadap kerusakan karena air, kalau terendam juga mudah berkarat, ini juga bahaya, bisa cepat rusak peralatan elektronik kita. Tentu kondisi ini membuat kita was-waslah. Kalau anak-anak mikirnya bermain, meskipun kayak ini asyik saja mereka bermain di depan saja, main perahu-perahuan,” bebernya.
Di sisi lain, BMKG Tarakan menegaskan bahwa puncak pasang tinggi air laut telah terjadi pada 4–5 Desember 2025, sehingga kondisi saat ini diprediksi akan mulai menurun beberapa hari ke depan.
Kepala BMKG Kota Tarakan, Muhammad Sulam Khilmi, menjelaskan bahwa fenomena banjir rob ini berkaitan dengan posisi bulan yang berada dekat dengan bumi secara astronomis.
“Jadi sebelum saya sampaikan data, kita sudah menyampaikan di akhir November kemarin bahwa, berkaitan dengan akhir periode bulan secara astronomis, ada dua kejadian dimana bulan mempengaruhi pasang surut air laut yang dirasakan cukup signifikan dalam satu tahun. Makanya kita rilis informasi terkait dengan tanggal 4-9 Desember merupakan bulan pada fase dekat dengan bumi, sehingga mempengaruhi pasang surut air laut, sedangkan puncaknya sudah kita lewati yaitu 4-5 Desember,” ungkapnya.
BMKG menerima banyak laporan visual kondisi banjir rob dari petugas dan masyarakat sebagai bagian dari data verifikasi lapangan.
“Kita juga lihat data di water level itu ketinggian bisa mencapai 6 meter dari normal, atau dari level mendekati minimal saat air surut. Jadi saat air surut, kenaikan air pasang atau banjir Rob bisa 6 meter,” pungkasnya. []
Admin03
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan