JAKARTA – Kualitas udara yang buruk menjadi masalah kesehatan global yang semakin mendesak. Polusi udara, terutama partikel halus seperti PM2.5, dapat menimbulkan berbagai penyakit berbahaya, mulai dari gangguan pernapasan hingga penyakit jantung dan kanker. Di sejumlah negara, polusi udara terus merajalela, dan dampaknya sangat besar bagi kesehatan manusia. Pada tahun 2024, sejumlah negara di Asia Selatan, Afrika, dan wilayah lainnya tercatat sebagai yang paling berpolusi di dunia, dengan konsentrasi PM2.5 yang sangat tinggi.
Menurut laporan dari IQAir, perusahaan asal Swiss yang memantau kualitas udara global, Chad menduduki posisi teratas sebagai negara dengan kualitas udara terburuk pada 2024. Chad tercatat memiliki kadar PM2.5 rata-rata sebesar 91,8 mikrogram per meter kubik (µg/m3), yang sebagian besar disebabkan oleh emisi kendaraan, pembakaran biomassa, serta debu dari gurun yang memperburuk kondisi udara.
Di urutan kedua, Bangladesh mencatatkan kadar PM2.5 rata-rata 78 µg/m3, yang dipicu oleh emisi dari kendaraan dan industri batu bara. Pakistan, yang berada di posisi ketiga dengan kadar PM2.5 mencapai 73,7 µg/m3, juga menghadapi masalah serupa, yakni gas buangan kendaraan dan pembakaran lahan pertanian sebagai penyebab utama polusi udara.
Republik Demokratik Kongo menempati posisi keempat dengan kadar PM2.5 sebesar 58,2 µg/m3. Penggunaan kayu dan arang untuk memasak menjadi salah satu faktor terbesar polusi udara di negara ini. Sementara itu, India yang berada di posisi kelima, mencatatkan kadar PM2.5 rata-rata sebesar 50,6 µg/m3, dengan beberapa kota seperti Byrnihat dan Delhi bahkan tercatat sebagai kota dengan kualitas udara terburuk di dunia pada 2024.
Negara-negara Asia Selatan lainnya, seperti Tajikistan dan Nepal, juga masuk dalam daftar dengan kadar PM2.5 masing-masing sebesar 46,3 µg/m3 dan 42,8 µg/m3. Kedua negara ini menghadapi polusi yang disebabkan oleh industri serta pembakaran limbah. Di Afrika, Uganda dan Rwanda turut mencatatkan kualitas udara yang sangat buruk, dengan Uganda mencatatkan kadar PM2.5 sebesar 41 µg/m3, dan Rwanda 40,8 µg/m3.
Burundi menutup daftar sepuluh negara paling berpolusi, dengan kadar PM2.5 rata-rata mencapai 40,3 µg/m3. Penggunaan biomassa sebagai bahan bakar utama menjadi penyebab utama buruknya kualitas udara di negara ini.
Polusi udara yang tinggi ini memiliki dampak serius terhadap kesehatan masyarakat, termasuk iritasi pernapasan, penyakit ginjal, hingga kanker dan gangguan mental. Oleh karena itu, upaya mitigasi terhadap polusi udara sangat diperlukan untuk mencegah dampak lebih lanjut pada kesehatan penduduk global. []
Redaksi03