GAZA – Tragedi kemanusiaan kembali terjadi di Kota Gaza, Palestina, setelah pasukan Israel melancarkan serangan darat pada Selasa (16/09/2025), yang menewaskan 78 orang.
Operasi militer Israel berlangsung masif, termasuk pengusiran warga dari daerah yang mereka sebut sebagai “zona tempur berbahaya.” Saksi mata melaporkan pasukan Israel menargetkan blok permukiman secara habis-habisan, memperparah penderitaan warga sipil.
Aksi agresif ini memicu kecaman internasional. Negara-negara Barat, termasuk Jerman dan Inggris, menyoroti eskalasi kekerasan yang dapat meningkatkan jumlah korban. Menteri Luar Negeri Inggris, Yvette Cooper, menegaskan bahwa operasi Israel hanya akan memperluas pertumpahan darah.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Jerman, Johann Wadephul, mengecam keras tindakan Israel. “Kami menolak ini dan sudah menyampaikan ke pemerintah Israel,” ujarnya dalam konferensi pers, dikutip Al Jazeera. Ia menekankan bahwa serangan tersebut merupakan kesalahan serius yang menimbulkan dampak luas bagi warga sipil.
Insiden ini terjadi saat PBB untuk pertama kalinya menyebut agresi Israel di Jalur Gaza sebagai genosida. Ketua Komisi Penyelidikan Internasional Independen PBB mengenai wilayah Palestina yang diduduki, Navi Pillay, menyatakan bahwa presiden Israel, Perdana Menteri, dan mantan menteri pertahanan diidentifikasi berdasarkan pernyataan dan perintah mereka, sehingga negara Israel dianggap bertanggung jawab secara hukum atas tindakan genosida.
Agresi Israel terhadap Palestina telah berlangsung sejak Oktober 2023. Dalam periode tersebut, mereka membombardir berbagai objek sipil, termasuk kamp pengungsian, rumah sakit, dan sekolah, menimbulkan krisis kemanusiaan yang parah. Lebih dari 64.000 warga Palestina tewas, sementara jutaan lainnya menjadi pengungsi di wilayah yang semakin memburuk kondisinya.
Kejadian terbaru ini menyoroti kompleksitas konflik Palestina-Israel yang terus menimbulkan penderitaan warga sipil dan memicu protes serta perhatian dari komunitas internasional. Organisasi internasional dan negara-negara sekutu menyerukan agar upaya diplomasi dan perlindungan kemanusiaan segera ditingkatkan guna mencegah eskalasi lebih lanjut. []
Admin03
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan