KOTAWARINGIN TIMUR – Cuaca ekstrem yang terus melanda sejumlah wilayah di Kalimantan Tengah dalam beberapa pekan terakhir memaksa Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) bergerak cepat. Hujan deras dan angin kencang bukan hanya mengganggu aktivitas warga, tetapi juga menyingkap lemahnya kesiapsiagaan infrastruktur perkotaan.
Beberapa kali pohon tumbang menimpa jalan, kendaraan, bahkan nyaris menimbulkan korban. Menyadari risiko tersebut, Pemkab Kotim kini memetakan lokasi pohon-pohon yang dianggap berpotensi tumbang di wilayah perkotaan, terutama di pusat keramaian.
Kepala Dinas Sumber Daya Air dan Bangunan, Mineral, Batubara, Permukiman, dan Tata Ruang (SDABMBKPRKP) Kotim, Mentana Dhinar Tistama, menyebut langkah ini sebagai bagian dari kesiapsiagaan menghadapi dampak cuaca ekstrem.
“Kami mengantisipasi kejadian seperti angin ribut kemarin yang menyebabkan beberapa pohon tumbang. Karena itu, kami akan berkoordinasi lintas sektor untuk melakukan pemetaan titik-titik yang dianggap rawan,” ujarnya, Kamis (13/11/2025).
Menurutnya, pencegahan sejak dini menjadi kunci utama agar kejadian serupa tidak berulang dan tidak lagi menimbulkan kerugian.
Pemetaan dilakukan bersama sejumlah instansi seperti BPBD, DLH, Dinas Perhubungan, dan Disdamkarmat. Tim gabungan tersebut akan menelusuri kawasan perkotaan untuk menilai kondisi pohon, terutama yang sudah tua, rapuh, atau berakar dangkal dan berisiko tumbang saat diterpa angin kencang.
“Pemetaan ini tidak bisa dilakukan satu dinas saja. Nanti akan ada tim lintas sektor yang bekerja bersama, agar penanganannya lebih tepat dan menyeluruh,” katanya.
Mentana menjelaskan, sejauh ini data awal masih mengandalkan laporan masyarakat. Setelah laporan diterima, tim akan turun langsung ke lapangan untuk memastikan kondisi sebenarnya, terutama di jalan-jalan utama dan area publik.
“Saat ini kami belum memiliki data pasti mengenai pohon yang sudah tua atau rapuh. Selama ini tindak lanjut kami masih berdasarkan laporan masyarakat yang masuk,” jelasnya.
Pemerintah daerah menegaskan pentingnya kolaborasi antarinstansi dalam menghadapi ancaman cuaca ekstrem. Sinergi lintas sektor disebut menjadi kunci agar penanganan pohon tumbang tidak tumpang tindih dan bisa dilakukan lebih cepat.
“Penanganan pohon tumbang ini sifatnya gabungan. Kami menangani kerusakan bahu jalan dan penataan pohon, sementara DLH menangani aspek lingkungannya. Semua dilakukan dengan koordinasi agar tidak tumpang tindih,” tegasnya.
Langkah pemetaan ini nantinya akan menjadi dasar penentuan wilayah prioritas perawatan pohon di ruang publik, terutama di kawasan padat aktivitas dan jalan protokol.
Mentana juga mengingatkan masyarakat untuk tidak abai terhadap kondisi lingkungan sekitar. Partisipasi publik dinilai penting untuk mempercepat respons pemerintah terhadap potensi bahaya.
“Kami berharap masyarakat ikut berperan aktif. Dengan data yang jelas, pemerintah bisa menentukan langkah preventif yang tepat agar kejadian pohon tumbang bisa diminimalkan,” pungkasnya.
Cuaca ekstrem kini menjadi ujian nyata bagi kesiapan Pemkab Kotim menjaga keselamatan warganya. Tanpa sinergi dan tindakan cepat, bukan tidak mungkin bencana kecil seperti pohon tumbang bisa berujung petaka yang lebih besar. []
Fajar Hidayat
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan