PONTIANAK – Warga Pontianak kembali diminta bersiap menghadapi ancaman banjir rob. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Maritim Pontianak mengeluarkan peringatan dini terkait potensi pasang air laut maksimum yang diperkirakan melanda wilayah tepian Sungai Kapuas dan sekitarnya pada Selasa, 11 November 2025.
Menurut BMKG, fenomena pasang maksimum akan terjadi mulai pukul 09.30 hingga 13.00 WIB, dengan ketinggian air diprediksi mencapai 1,7 meter di Pelabuhan Dwikora Pontianak. Kondisi tersebut berpotensi menyebabkan air sungai meluap ke permukiman warga, jalan, serta kawasan pesisir yang memiliki elevasi rendah.
“Pasang maksimum diperkirakan terjadi pada pukul 10.00 hingga 12.00 WIB dengan tinggi mencapai 1,7 meter,” tulis BMKG dalam keterangan resminya.
Sementara prakiraan cuaca di sekitar pelabuhan menunjukkan kondisi berawan dengan arah angin dari tenggara ke barat daya berkecepatan 1–8 knot. Tinggi gelombang laut relatif tenang, antara 0,1 hingga 0,5 meter, namun cukup untuk memperkuat potensi genangan di wilayah pesisir.
BMKG mengimbau masyarakat Pontianak, khususnya yang tinggal di wilayah bantaran Sungai Kapuas, untuk tidak mengabaikan peringatan dini ini. Genangan akibat pasang rob bisa mengganggu aktivitas harian dan menimbulkan risiko kesehatan, terutama jika air bercampur limbah rumah tangga.
“Kami mengimbau masyarakat tetap waspada terhadap potensi genangan air rob, terutama di daerah pesisir dan dataran rendah,” ujar petugas BMKG dalam siaran informasinya.
Masyarakat juga diingatkan untuk memantau pembaruan cuaca melalui kanal resmi BMKG agar dapat melakukan langkah antisipasi dengan cepat.
BMKG mengingatkan sejumlah langkah penting yang dapat dilakukan warga dalam menghadapi potensi banjir rob, baik sebelum, saat, maupun setelah peristiwa terjadi.
Amankan dokumen penting, barang elektronik, dan benda berharga ke tempat yang lebih tinggi.
Siapkan tas siaga berisi obat-obatan, makanan ringan, pakaian ganti, air minum, dan senter.
Matikan sumber listrik terutama stop kontak rendah.
Bersihkan saluran air di sekitar rumah agar air cepat surut.
Pantau terus informasi resmi dari BMKG atau pemerintah daerah.
Hindari melintasi genangan air, terutama yang tidak diketahui kedalamannya.
Jauhkan anak-anak dari area genangan untuk mencegah risiko penyakit.
Segera cari tempat yang lebih aman bila air mulai naik.
Bersihkan rumah dan lingkungan dari lumpur dan sampah untuk menghindari wabah penyakit.
Periksa struktur rumah dan instalasi listrik sebelum menyalakan kembali peralatan elektronik.
Banjir rob di Pontianak bukan hal baru. Namun, frekuensi dan dampaknya kian terasa seiring penurunan permukaan tanah dan perubahan iklim yang mempercepat naiknya permukaan air laut.
Warga berharap peringatan BMKG tidak sekadar menjadi pengumuman rutin, melainkan pemicu kesadaran kolektif untuk memperkuat mitigasi bencana di kota tepian Sungai Kapuas ini. []
Fajar Hidayat
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan