Sidak, Proyek Gedung Perawatan RSUD AWS Alami Keterlambatan

SAMARINDA – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) melakukan pemantauan proyek pembangunan lanjutan gedung perawatan Pandurata Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Abdul Wahab Syahranie (AWS) Samarinda.

Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kalimantan Timur melakukan inspeksi mendadak setelah menerima laporan mengenai keterlambatan proyek yang melebihi waktu penyelesaian yang telah ditetapkan. Karena itu, mereka merasa perlu untuk mendengarkan langsung penjelasan dari kontraktor pelaksana terkait alasan keterlambatan tersebut.

Hal ini disampaikan oleh Ketua Komisi III DPRD Kalimantan Timur, Abdulloh, kepada awak media setelah melakukan inspeksi di proyek pembangunan lanjutan gedung perawatan Pandurata Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Wahab Sjahranie, yang terletak di Jalan Palang Merah No. 1, Samarinda Ulu, Samarinda, pada Rabu (08/01/2025).

“Kami turun ke lapangan karena ada keterlambatan sehingga kami perlu mengklarifikasi dan ini harus selesai dengan konsekuensi denda perhari dan mereka sanggupin 30 hari kerja dapat selesai,” ujar politisi Partai Golongan Karya (Golkar) ini.

Dia menjelaskan bahwa pembangunan gedung perawatan Pandurata di Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Wahab Sjahranie yang memiliki 10 lantai dan 588 kamar ini dilaksanakan dalam tiga tahap, dengan total biaya mencapai Rp 380 miliar.

Tahap pertama dan kedua dibiayai oleh Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Kalimantan Timur untuk tahun anggaran 2024, sementara tahap kedua yang sedang berlangsung memiliki anggaran sebesar Rp 157 miliar.

“Proses pembangunannya terbagi menjadi tiga tahap untuk tahap pertama sudah dilaksanakan, kemudian tahap kedua sedang berjalan dengan total keseluruhan Rp 380 miliar dan di tahap kedua kurang lebih Rp 136 miliar dari pagu Rp 157 miliar,” kata Abdulloh.

Dilanjutkan Abdulloh, pihaknya berharap Manajemen konstruksi menyelesaikan pembangunan fisik tahap kedua yang menyisakan sekitar 3,8 persen lagi dengan perpanjangan waktu pelaksanaan 30 hari dan dapat ikut lelang pada tahap ketiga di 2025.

“Kami berharap PT Nidya dapat menang dalam tahap ketiga jadi tidak perlu lagi mulai dari nol lagi dan progres yang belum diselesaikan sekitar 3,8 persen, jadi 96,2 persen sudah selesai,” tutup pria yang menyandang gelar Magister bidang ekonomi ini. []

Penulis: Guntur Riyadi | Penyunting: Nistia Endah Juniar Prawita

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com