SINGKAWANG – Sebanyak 50 pelajar dan remaja menjalani pelatihan pembentukan karakter selama 12 hari sebagai bentuk penanganan terhadap aksi balap liar yang marak terjadi di Kota Singkawang. Kegiatan ini dimulai sejak 22 Juni dan akan berlangsung hingga 4 Juli 2025, sebagai hasil kerja sama antara Pemerintah Kota Singkawang, Satpol Pamong Praja (PP), Tentara Nasional Indonesia (TNI)/Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri), serta Dinas Perhubungan.
Sebagian besar peserta merupakan remaja yang sebelumnya tertangkap dalam razia gabungan atas aktivitas balap liar yang meresahkan masyarakat. Namun, beberapa di antaranya bergabung atas kesadaran pribadi tanpa melalui proses penindakan. “Pelajar dan remaja yang ikut kegiatan ini adalah mereka yang terjaring patroli gabungan karena telah melakukan balapan liar yang sangat meresahkan masyarakat,” ujar Wali Kota Singkawang, Tjhai Chui Mie. Ia menambahkan bahwa ada pula peserta yang ikut secara sukarela demi membenahi diri.
Program ini tidak hanya dimaksudkan sebagai tindakan korektif, tetapi juga sebagai bentuk pencegahan dan edukasi. Tjhai Chui Mie menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah dan keluarga dalam menanamkan nilai disiplin dan tanggung jawab kepada generasi muda. “Orang tua juga harus berperan aktif dalam membentuk karakter dan kedisiplinan anak-anaknya di rumah, karena mereka inilah nantinya akan meneruskan perjuangan kita,” tuturnya.
Melalui pelatihan ini, pemerintah berharap para peserta memahami risiko dari tindakan ceroboh seperti balap liar, yang tidak hanya membahayakan diri sendiri tetapi juga orang lain di sekitarnya.
Sementara itu, Danrindam XII/Tanjungpura Kolonel Inf Aliyatin Mahmudi, yang bertanggung jawab atas pelatihan, menegaskan bahwa kegiatan ini tidak bersifat militeristik. Fokus utama adalah pembinaan mental dan moral. “Tidak ada latihan fisik layaknya latihan militer dalam kegiatan ini. Mereka akan kami beri materi wawasan kebangsaan, menjadi pribadi yang berguna, mengenal diri dan menyalurkan bakat-bakat mereka,” jelasnya.
Kolonel Mahmudi juga melihat bahwa sebagian besar peserta sebenarnya memiliki keberanian dan potensi besar, hanya saja belum diarahkan dengan tepat. Pelatihan ini diharapkan menjadi jembatan untuk mengubah energi negatif menjadi semangat produktif dan bermanfaat.
Tjhai Chui Mie pun menegaskan komitmennya untuk terus menindak tegas aksi balap liar di masa depan. “Jika masih ada yang balap liar, kita langsung tangkap dan bawa mereka ke sini (Rindam),” tandasnya. []
Admin 02
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan