Siswa SMPN 9 Mulai Terbiasa dengan Menu Bergizi

SAMARINDA — Program penyediaan Makanan Bergizi Gratis (MBG) bagi siswa, yang dicanangkan pemerintah pusat, berjalan lancar di SMP Negeri 9 Samarinda. Meski sempat menghadapi penyesuaian di awal pelaksanaan, mayoritas siswa kini telah terbiasa dan mulai menyukai menu sehat yang disediakan.

Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SMPN 9 Samarinda, Elisa Fatihani

Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SMPN 9 Samarinda, Elisa Fatihani, menjelaskan, pihak sekolah terus memantau pelaksanaan program sekaligus memberikan edukasi terkait manfaat konsumsi makanan bergizi.

“Awalnya ada yang enggan makan karena menunya tidak seperti makanan gurih yang biasa mereka konsumsi. Tapi setelah dijelaskan manfaatnya, mereka mulai terbiasa dan bahkan mulai menyukai sayur,” ujar Elisa kepada media ini saat ditemui di ruang guru SMPN 9, Jalan Sultan Alimuddin, Samarinda, Senin (13/10/2025).

Elisa menambahkan, pengiriman makanan dilakukan sesuai jadwal pada pukul 11.30 WITA dan harus dikonsumsi maksimal dua jam setelah diterima. Hal ini dilakukan untuk menjaga kualitas dan keamanan makanan. Pihak sekolah menerima makanan dari Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) disertai berita acara sebagai bukti distribusi.

“Setiap distribusi makanan dilengkapi dengan berita acara tiga lembar. Lembar terakhir berisi form observasi, di mana kami bisa mencatat keluhan seperti nasi kurang matang atau lauk kurang lengkap,” jelas Elisa. Proses ini memungkinkan sekolah untuk melakukan evaluasi rutin dan memastikan setiap siswa mendapatkan makanan yang sesuai standar gizi.

Program MBG merupakan bagian dari kebijakan nasional yang bertujuan menurunkan kasus kekurangan gizi pada anak serta meningkatkan kualitas kesehatan pelajar. Program ini juga diharapkan mendukung terciptanya generasi emas Indonesia 2045 melalui pemenuhan kebutuhan gizi sejak usia sekolah dasar dan menengah.

“Kami sangat mendukung program ini karena sejalan dengan misi Presiden untuk menyehatkan generasi bangsa,” tambah Elisa. Ia menekankan pentingnya kolaborasi antara sekolah, pemerintah, dan orang tua agar program berjalan optimal.

Meski MBG di SMPN 9 Samarinda berjalan baik, Elisa tetap menekankan pentingnya pengawasan dan evaluasi prosedur distribusi dan pengolahan makanan di seluruh daerah. Hal ini sebagai antisipasi terhadap kemungkinan insiden yang tidak diinginkan, mengingat ada laporan keracunan makanan di daerah lain.

“Kami mendengar kabar keracunan di daerah lain. Walau di sini aman, tentu kekhawatiran tetap ada, sehingga berharap prosedur pengolahan dapat diperketat,” tutup Elisa.

Dengan langkah-langkah pemantauan dan edukasi yang konsisten, SMPN 9 Samarinda berharap program MBG tidak hanya menekan angka kekurangan gizi, tetapi juga membentuk kebiasaan sehat bagi siswa, sehingga mereka dapat tumbuh menjadi generasi yang cerdas, sehat, dan produktif.  []

Penulis: Guntur Riyadi | Penyunting: Rasidah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com