Siswi SD di Samarinda Dikeroyok Siswi SMP, Tiga Tersangka Ditetapkan

SAMARINDA – Seorang siswi sekolah dasar (SD) kelas VI di Samarinda, Kalimantan Timur, mengalami luka fisik dan trauma psikis berat setelah dikeroyok oleh sekelompok siswi sekolah menengah pertama (SMP). Insiden ini terjadi di kawasan Folder Haji Saleh, Kecamatan Loa Janan Ilir, Samarinda Seberang, dan sempat terekam video yang kemudian viral di media sosial pada Jumat (2/5/2025).

Dalam video berdurasi 40 detik itu, terlihat korban dipukul dan ditendang oleh beberapa pelaku hingga tergeletak tak berdaya di tanah. Aksi kekerasan tersebut disaksikan oleh sejumlah anak lainnya yang hanya menonton dan merekam kejadian tanpa memberikan pertolongan.

Akibat insiden tersebut, korban harus menjalani perawatan intensif di RS Hermina Samarinda. Hingga Minggu (4/5/2025), kondisi fisik dan mental korban masih belum stabil, sehingga belum dapat dimintai keterangan oleh pihak kepolisian.

Kepala Kepolisian Resor Kota (Kapolresta) Samarinda, Kombes Pol Hendri Umar, menyatakan bahwa pihaknya telah menetapkan tiga tersangka yang seluruhnya merupakan siswi SMP. Penetapan dilakukan setelah penyidik memeriksa sembilan anak yang sebelumnya diamankan untuk dimintai keterangan.

“Tersangka ada tiga orang dan semuanya masih di bawah umur. Saat ini penyidikan masih terus berjalan,” kata Hendri dalam konferensi pers di Mapolresta Samarinda.

Hendri menegaskan bahwa penanganan kasus ini dilakukan dengan memperhatikan ketentuan hukum terhadap anak yang berhadapan dengan hukum. Ketiga tersangka telah dikembalikan ke orang tua masing-masing lantaran tengah mengikuti ujian kenaikan kelas, dengan surat jaminan untuk keperluan penyidikan lanjutan.

“Kami sudah koordinasi dengan Balai Pemasyarakatan (Bapas), pihak sekolah, serta keluarga korban. Pendekatan hukum tetap kami lakukan, tapi disertai pemulihan dan keadilan restoratif,” ujarnya.

Motif pengeroyokan masih didalami oleh penyidik. Dugaan awal menyebutkan adanya konflik pribadi antara korban dan pelaku, namun polisi masih mengumpulkan keterangan dari para pihak untuk memastikan latar belakang kejadian.

Korban dilaporkan mengalami luka lebam di sejumlah bagian tubuh dan mengalami ketakutan berat. Pihak keluarga berharap proses hukum berjalan tuntas dan memberikan perlindungan maksimal bagi pemulihan kondisi anak.

“Anak saya masih syok berat, bahkan belum mau bicara dengan siapa pun. Kami berharap kasus ini ditindaklanjuti hingga tuntas dan pelaku diberi sanksi setimpal,” ujar Wati, ibu korban, saat ditemui di rumah sakit.

Kasus ini menjadi sorotan publik, terlebih karena terjadi bertepatan dengan peringatan Hari Pendidikan Nasional, memunculkan kekhawatiran akan maraknya kekerasan di kalangan pelajar. Pemerhati anak pun mendesak peningkatan pengawasan dan pendidikan karakter di lingkungan sekolah. []

Redaksi11

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com