JAKARTA – Himpunan Bank Milik Negara (HIMBARA) terus memperlihatkan kinerja yang solid meski dihadapkan dengan tantangan ekonomi global yang dinamis. Ketua Umum HIMBARA yang juga Direktur Utama Bank Rakyat Indonesia (BRI), Sunarso, menegaskan bahwa HIMBARA tetap berkomitmen untuk menjaga stabilitas layanan perbankan dan mendukung pertumbuhan ekonomi nasional melalui tata kelola yang baik.
“Fundamental kinerja HIMBARA sangat solid. Kami pastikan seluruh layanan operasional berjalan lancar dan aman, sehingga nasabah tetap mendapatkan akses optimal terhadap produk dan layanan keuangan,” ujar Sunarso dalam konferensi pers yang digelar di Jakarta, Jumat (21/02/2025).
Sunarso menambahkan, HIMBARA turut berpartisipasi dalam program penjaminan simpanan oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) serta diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bank Indonesia. Dengan pengawasan yang ketat, HIMBARA menjamin keamanan dana nasabah sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Kinerja keuangan HIMBARA pada tahun 2024 mencatatkan hasil positif. Keempat bank yang tergabung dalam HIMBARA—BRI, Mandiri, BNI, dan BTN—mencetak laba signifikan. Laporan keuangan konsolidasian menunjukkan hasil sebagai berikut:
- BRI mencatatkan laba sebesar Rp60,64 triliun,
- Mandiri mencatatkan laba Rp55,78 triliun,
- BNI melaporkan laba Rp21,5 triliun,
- BTN menghasilkan laba Rp3 triliun.
Dari sisi penyaluran kredit, HIMBARA juga menunjukkan pertumbuhan yang positif di berbagai segmen. BRI, misalnya, menyalurkan kredit sebesar Rp1.354,64 triliun, dengan 81,97% dialokasikan untuk sektor UMKM. Sementara itu, Mandiri mencatatkan penyaluran kredit sebesar Rp1.670,55 triliun, tumbuh 19,5% dibandingkan tahun sebelumnya, dengan segmen wholesale sebagai pendorong utama.
BNI mencatatkan penyaluran kredit sebesar Rp775,87 triliun, dengan pertumbuhan 11,6% YoY, seiring pemulihan ekonomi nasional. BTN, di sisi lain, menyalurkan kredit sebesar Rp357,97 triliun, naik 7,3% YoY, dengan mayoritas berasal dari KPR subsidi dan non-subsidi.
Kinerja kredit yang solid juga didukung oleh likuiditas yang kuat, dengan peningkatan Dana Pihak Ketiga (DPK). BRI berhasil mengumpulkan DPK sebesar Rp1.365,45 triliun, dengan rasio CASA 67,30%. Mandiri mencatatkan DPK sebesar Rp1.699 triliun, tumbuh 7,73% YoY, dengan CASA mencapai 80,3%. BNI juga mencatatkan pertumbuhan tabungan ritel sebesar 11% YoY, dari Rp232 triliun menjadi Rp258 triliun. Sementara BTN membukukan DPK sebesar Rp381,67 triliun, naik 9,1% YoY, dengan rasio CASA sebesar 54,1%.
Sunarso menegaskan bahwa pencapaian ini menunjukkan kekuatan fundamental bisnis HIMBARA dalam menghadapi tantangan industri perbankan yang terus berkembang.
“Sinergi dan tata kelola yang baik menjadi modal utama HIMBARA dalam menjaga stabilitas industri perbankan, yang tentunya berdampak positif bagi perekonomian nasional,” pungkasnya. []
Redaksi03