Solidaritas Driver Ojol: Massa Kalteng Sampaikan Tuntutan Langsung ke Kapolda

PALANGKA RAYA – Ratusan massa dari berbagai elemen, mulai pelajar, mahasiswa, organisasi masyarakat, hingga komunitas ojek online, menggelar aksi unjuk rasa di depan Markas Polda Kalimantan Tengah, Jumat sore (29/8/2025). Aksi ini sebagai bentuk solidaritas terhadap driver ojek online, Affan Kurniawan, yang meninggal dunia saat aksi demonstrasi sebelumnya.

Aksi sempat diwarnai ketegangan antara massa dan kepolisian. Berulang kali kendaraan water canon digunakan untuk menghalau massa yang berusaha merangsek masuk ke Mapolda Kalteng.

Semestinya, aksi berlangsung kondusif dan menjelang pukul 16.00 WIB, sebagian besar perwakilan aksi telah menyampaikan aspirasi mereka di hadapan Kapolda Kalteng, Irjen Pol Iwan Kurniawan. Namun, belum semua perwakilan mendapat kesempatan berbicara. Kapolda pun berpaling dan kembali ke kantornya, memicu ketegangan kembali di antara massa.

Massa kemudian meminta Kapolda kembali menemui mereka. Tepat setelah azan Magrib, Irjen Pol Iwan Kurniawan akhirnya menemui massa dan menerima selembar kertas berisi tuntutan mereka. Dari lima poin yang disampaikan, hanya tiga yang diterima dan ditandatangani oleh Kapolda Kalteng.

Tiga poin yang diterima adalah:

  1. Menuntut institusi kepolisian Polda Kalteng bertanggung jawab penuh atas tindakan represif terhadap massa aksi di seluruh wilayah Kalteng.

  2. Menuntut institusi kepolisian Polda Kalteng menindak tegas anggota kepolisian yang melakukan pelanggaran.

  3. Menuntut institusi kepolisian Polda Kalteng agar tidak melakukan tindakan represif terhadap masyarakat Kalteng.

Sementara, dua poin lainnya tidak diterima karena berada di luar kewenangan Kapolda Kalteng. Salah satu poin yang ditolak adalah tuntutan pencopotan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. Setelah diskusi dengan perwakilan massa, poin tersebut tidak dimasukkan ke dalam tuntutan resmi.

Kapolda kemudian menandatangani tiga poin tuntutan yang disepakati. Setelah itu, massa secara tertib membubarkan diri.

Aksi ini menunjukkan pentingnya komunikasi yang terbuka antara aparat kepolisian dan masyarakat dalam menangani aksi unjuk rasa. Selain itu, pertemuan ini menjadi sarana bagi masyarakat untuk menyampaikan aspirasi secara langsung, sekaligus menegaskan perlunya penegakan aturan dan tindakan yang adil dalam menjaga keamanan publik. []

Redaksi10

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com