Spa Diduga Jadi Lokasi Pesta Gay, 201 Pria Digerebek di Kuala Lumpur

KUALA LUMPUR — Penggerebekan besar-besaran terhadap sebuah spa di kawasan Chow Kit, Kuala Lumpur, kembali menyoroti persoalan penyalahgunaan izin usaha dan aktivitas ilegal yang berlangsung secara tersembunyi di pusat kota. Dalam operasi gabungan yang digelar Sabtu (29/11/2025), sebanyak 201 pria ditangkap oleh otoritas setempat setelah lokasi tersebut diduga menjadi tempat berlangsungnya kegiatan terlarang.

Operasi dimulai pukul 20.00 waktu setempat dan melibatkan Divisi D7 (Saksi Rahasia, Perjudian, dan Wakil) IPK Kuala Lumpur, Balai Kota Kuala Lumpur (DBKL), serta Departemen Agama Islam Wilayah Federal (JAWI). Menurut informasi, tindakan penindakan ini merupakan hasil dari dua minggu pengumpulan intelijen terkait aktivitas di lokasi tersebut.

Wakil Kepala Polisi Kuala Lumpur, Datuk Mohd Azani Omar, menjelaskan para pengunjung ditangkap di lantai dua dan tiga bangunan spa. Sebagian ditemukan berada di area jacuzzi, sementara lainnya berada di sejumlah ruangan, termasuk “ruang gelap” yang dilengkapi kasur tipis berwarna hitam. Sebelum memasuki area layanan, kata Azani, para pengunjung diminta menanggalkan pakaian dan hanya mengenakan handuk putih yang disediakan.

Selain menangkap para pengunjung, polisi juga menyita sejumlah barang bukti, seperti kondom, yang diduga terkait aktivitas seksual menyimpang. Penyidik menemukan indikasi bahwa spa tersebut telah beroperasi selama 8 hingga 10 bulan dan mempromosikan layanan mereka melalui media sosial. Tempat tersebut mematok biaya RM35 untuk masuk dan tambahan RM10 untuk pendaftaran anggota baru.

Dari total yang diamankan, 17 di antaranya merupakan pegawai negeri sipil berusia 19 hingga 60 tahun, sementara 24 lainnya merupakan warga asing. Para tersangka berasal dari beragam profesi mulai dari dokter spesialis, guru, wakil jaksa penuntut umum, pegawai administrasi diplomatik, hingga petugas penegak hukum.

Di antara mereka terdapat seorang insinyur 40 tahun asal Sarawak yang mengaku memiliki ketertarikan terhadap laki-laki meskipun sudah menikah. Ia mengatakan bahwa istrinya di Miri tidak mengetahui kecenderungan tersebut. Ia ditangkap bersama seorang mahasiswa 19 tahun yang mengaku datang setelah mendapat saran dari temannya. “Awalnya, saya hanya ingin mencoba tempat ini. Tapi saya tidak menyangka hal seperti ini akan terjadi,” ujarnya.

Pihak kepolisian menyatakan penyelidikan masih berlangsung, termasuk dugaan pelanggaran promosi kegiatan terlarang melalui media sosial serta potensi pelanggaran hukum lain yang berkaitan dengan operasional spa tersebut. Kasus ini menjadi sorotan publik karena melibatkan sejumlah profesi yang seharusnya menjadi teladan, sekaligus memperlihatkan kerentanan fasilitas komersial tertentu disalahgunakan untuk kegiatan ilegal di ibu kota Malaysia. []

Admin04

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com