MADRID – Pemerintah Spanyol membuka kesempatan seluas-luasnya bagi mahasiswa internasional yang terkena dampak pembatasan visa ke Amerika Serikat di bawah pemerintahan Donald Trump. Melalui kebijakan baru yang diumumkan Kementerian Migrasi Spanyol pada Selasa, 24/06/2025, pelajar yang tidak dapat melanjutkan studi di AS diberi kemudahan untuk beralih ke universitas-universitas di Spanyol dengan jalur visa percepatan.
Dalam pernyataan resminya, Kementerian Migrasi menyatakan bahwa mahasiswa asing yang terhenti studi di AS kini dapat mengajukan pindah ke Spanyol tanpa harus melalui prosedur panjang. Selain itu, mereka juga berhak memperoleh izin kerja paruh waktu sepanjang masa studi, sehingga dapat menutupi sebagian biaya hidup dan pendidikan.
Langkah ini muncul di tengah ketegangan yang dipicu pernyataan Presiden Trump terhadap sejumlah kampus bergengsi, termasuk Harvard, yang dinilainya sebagai “benteng antisemitisme” setelah unjuk rasa pro-Palestina meletus di beberapa universitas Amerika pasca konflik di Gaza. Pemerintahan AS sempat menangguhkan dana riset dan mengancam mencabut status bebas pajak bagi lembaga yang bersikap “menyimpang”.
Kebijakan itu menimbulkan kegelisahan di kalangan komunitas akademik global, sehingga beberapa negara Eropa, termasuk Spanyol, bergerak cepat menggiatkan insentif riset dan membuka akses pendidikan untuk menarik mahasiswa internasional. Pedro Sánchez, Perdana Menteri Spanyol, menegaskan, “Spanyol melihat imigrasi sebagai kekuatan ekonomi.” Pernyataan ini mencerminkan sikap antitesis pemerintahnya terhadap pembatasan imigrasi yang diberlakukan AS.
Data Open Doors menunjukkan bahwa Spanyol kini menjadi tujuan ketiga favorit mahasiswa AS setelah Inggris dan Italia. Setiap tahun, lebih dari 20.000 aplikasi visa pelajar diajukan oleh mahasiswa Amerika yang berkeinginan melanjutkan studi di wilayah Eropa tersebut. Tren ini diperkirakan akan semakin meningkat seiring dengan kebijakan visa cepat dan peluang kerja paruh waktu yang ditawarkan Madrid.
Dengan diterapkannya kebijakan ini, mahasiswa internasional memperoleh alternatif menarik untuk melanjutkan studi tanpa hambatan birokrasi berlebihan, sementara Spanyol memperkuat posisinya sebagai pusat pendidikan global yang inklusif dan kompetitif. Pemerintah Spanyol berharap, langkah strategis ini tidak hanya meringankan beban pelajar terdampak, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan talenta dan diversifikasi keahlian di dalam negeri. []
Admin05