MADRID – Raja Spanyol Felipe VI mengecam agresi Israel di Gaza yang terus menimbulkan kehancuran dan penderitaan bagi warga Palestina. Pernyataan ini disampaikan pada Selasa (16/9/2025) saat kunjungan kenegaraan ke Mesir.
“Episode terbaru dalam konflik ini…telah merosot menjadi krisis kemanusiaan yang tak tertahankan, penderitaan tak terkatakan dari ratusan ribu orang tak bersalah, serta kehancuran total Gaza,” ujar Raja Felipe VI, sebagaimana dilaporkan AFP, Rabu (17/09/2025).
Raja Spanyol dikenal jarang mengomentari isu internasional, namun kali ini ia menekankan bahwa kunjungannya ke Mesir berlangsung pada periode yang menurutnya “penuh gejolak dan tragis bagi kawasan ini.” Pernyataan ini menegaskan posisi Spanyol sebagai salah satu pengkritik tegas Israel di Eropa terkait perang di Gaza.
Sejak Mei 2024, pemerintah Spanyol telah secara resmi mengakui Negara Palestina. Langkah ini diikuti penarikan duta besar Spanyol dari Israel, yang membuat hubungan diplomatik kedua negara menegang. Keputusan tersebut memperkuat citra Spanyol sebagai pendukung hak Palestina di kancah internasional.
Ketegangan politik ini juga tercermin dalam kehidupan publik di Spanyol. Pada Minggu (14/09/2025), etape terakhir balap sepeda tahunan Vuelta a España 2025 dibatalkan akibat demonstrasi pro-Palestina yang melibatkan sekitar 100.000 orang di Madrid. Perdana Menteri Sosialis Pedro Sanchez menyampaikan “kekaguman mendalamnya” kepada para demonstran dan mendesak pemblokiran Israel dari kompetisi olahraga internasional selama konflik di Gaza masih berlangsung.
Pekan lalu, Spanyol kembali memicu ketegangan diplomatik dengan memanggil pulang duta besarnya dari Israel di tengah perang kata-kata terkait langkah-langkah pemerintah untuk menghentikan yang mereka sebut sebagai “genosida di Gaza.”
Selain sorotan politik, kondisi di Gaza terus memburuk akibat serangan udara dan darat Israel. Foto-foto yang beredar menunjukkan asap mengepul dan gedung-gedung tinggi hancur akibat serangan pada Minggu (14/09/2025). Situasi ini memicu kecaman internasional dan menimbulkan tekanan bagi negara-negara Eropa untuk mengambil sikap tegas.
Spanyol kini berada di garis depan diplomasi Eropa terkait isu Palestina, memadukan tindakan simbolis, dukungan politik, dan tekanan publik untuk menyoroti penderitaan warga Gaza. Respon Raja Felipe VI dan pemerintahnya mencerminkan pendekatan yang menggabungkan kepedulian kemanusiaan dengan strategi diplomasi yang berani. []
Admin03
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan