Stok BBM Seret, SPBU dan Warung Sama-Sama Kehabisan

PALANGKA RAYA — Gelombang kelangkaan BBM kembali menghantam warga Palangka Raya. Situasi yang sudah berlangsung beberapa hari terakhir kini makin terasa menyesakkan, terutama setelah harga Pertalite eceran di warung-warung melonjak hingga Rp13 ribu per botol dengan ketersediaan yang sangat terbatas.

Pada Rabu (19/11/2025) siang, pantauan di sejumlah titik mulai dari Jalan Temanggung Tilung, Galaxy, hingga Yos Sudarso memperlihatkan deretan rak botol BBM yang kosong. Banyak kios memilih menutup layanan penjualan bensin eceran karena stok yang tak kunjung datang. Sebagian lainnya hanya memiliki sisa Pertamax dengan harga Rp15 ribu per botol, sementara Pertalite sudah naik dari Rp12 ribu menjadi Rp13 ribu.

Seorang pemilik warung di Temanggung Tilung membenarkan sulitnya mendapatkan suplai sejak pemerintah memperketat sidak terhadap pelangsir. “Sekarang susah melangsir, cuma boleh sekali saja sehari. Sekali langsir paling dapat 8 liter. Jadi cepat habis. Pertamax juga sering kosong,” ujarnya.

Situasi serupa terlihat di kawasan Galaxy. Tidak ada lagi botol-botol berisi BBM yang biasanya berjajar di depan kios—tanda bahwa kelangkaan semakin meluas.

Tak hanya penjual eceran, SPBU di dalam kota pun ikut terpukul. SPBU Masjid Kecubung tampak dipadati kendaraan yang mengantre Pertalite. Sementara itu, SPBU di Jalan G Obos sudah kehabisan Pertamax sejak siang. SPBU Yos Sudarso bahkan melaporkan stok Pertamax habis sejak pukul 11.00 WIB.

Kondisi ini merupakan imbas dari keterlambatan suplai yang sebelumnya dijelaskan Pertamina dalam rapat bersama Pemkot Palangka Raya pada 18 November. Sales Branch Manager Pertamina Kalteng, Afif Wira Paradana, memaparkan bahwa pasokan Pertamax dari Terminal BBM Pulang Pisau belum optimal sehingga suplai terlambat. Stok Pertamax yang tersedia hanya 164 kiloliter, jauh di bawah kebutuhan harian kota. Untuk mengatasi hal ini, Pertamina melakukan pengalihan suplai dari terminal di Sampit dan Banjarmasin.

Sementara itu, stok Pertalite di Terminal Pulang Pisau disebut masih aman sekitar 2.000 kiloliter dengan ketahanan tujuh hari. Namun, distribusi di lapangan tetap tersendat sehingga menyebabkan antrean dan kekosongan di SPBU.

Pemkot Palangka Raya menegaskan bahwa mereka terus berkoordinasi dengan Pertamina dan SPBU serta mengintensifkan pengawasan terhadap praktik pelangsir yang dianggap memperparah situasi. Sidak gabungan pun rutin digelar sejak akhir Oktober untuk memastikan BBM subsidi tersalurkan dengan benar.

Kelangkaan BBM menjelang masa libur Natal dan Tahun Baru ini membuat banyak warga semakin resah. Kenaikan harga di warung eceran tak terhindarkan karena stok sulit dicari. Pertamina sebelumnya berjanji distribusi Pertamax akan stabil kembali pada awal Desember 2025, namun hingga kini situasinya belum benar-benar pulih. []

Admin03

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com