TARAKAN – Upaya pengentasan stunting yang digencarkan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tarakan menunjukkan hasil menggembirakan. Berdasarkan data terbaru, jumlah kasus stunting pada periode Januari hingga Mei 2025 menunjukkan tren penurunan yang signifikan.
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kota Tarakan, Paulina Bura, mengungkapkan bahwa jumlah rata-rata kasus stunting yang sebelumnya tercatat lebih dari 100 kasus, kini telah menurun menjadi 76 kasus. Penurunan tersebut terjadi merata di sejumlah wilayah kelurahan.
“Yang tertinggi itu biasa di Kelurahan Amal namun sekarang sudah turun disusul dengan kelurahan lainnya,” ujarnya, Jumat (18/07/2025).
Paulina menjelaskan, stunting biasanya terjadi akibat kekurangan gizi yang berlangsung dalam waktu lama, ditambah faktor risiko seperti berat badan lahir rendah, kurangnya pemberian air susu ibu (ASI) eksklusif, dan asupan makanan pendamping ASI yang tidak memadai.
“Selama ini stunting dilihat dari pengukuran awal yaitu tinggi badan menurut umur kemudian ciri-cirinya anak pendek dan tinggi badan tidak sesuai dengan umur,” jelasnya.
Dalam menekan angka stunting, Dinas Kesehatan Tarakan terus melaksanakan berbagai program intervensi, mulai dari pemberian makanan tambahan (PMT) untuk ibu hamil dan balita dengan gizi kurang, hingga distribusi tablet tambah darah untuk remaja putri di tingkat SMP dan SMA.
“Kami juga memberikan tablet tambah darah untuk remaja putri di tingkat SMP dan SMA,” ungkapnya.
Ia juga menekankan pentingnya perhatian orang tua terhadap kebutuhan gizi anak dan ibu hamil. Menurutnya, pola makan seimbang dengan protein yang cukup dapat menjadi langkah efektif untuk mencegah stunting, termasuk dengan memanfaatkan sumber protein hewani yang mudah dijangkau.
“Agar anak-anak tidak jatuh ke stunting orang tua perlu melihat makanan yang bergizi dan penuh protein kemudian untuk keluarga yang menengah ke bawah itu bisa dengan ikan dan yang paling murah lagi telur,” paparnya.
Paulina mengimbau para orang tua untuk rutin memeriksakan kondisi kehamilan di fasilitas kesehatan terdekat serta menerapkan pola asuh yang mendukung pertumbuhan anak secara optimal.
“Kami berharap supaya orang tua lebih memperhatikan pola makan dan gizi seimbang bagi balita dan ibu hamil harus rutin memeriksa kehamilannya di puskesmas,” pungkasnya.[]
Admin05
Berita Borneo Terlengkap se-Kalimantan